Jumat, 17 Oktober 2014

PLN, Kalau Mau Pemadaman Listrik Bergilir Dikabari Dong…


Pernah, selama 2 bulan tinggal di Kota Jakarta beberapa waktu yang lalu saya merasakan kenyamanan berlistrik yang berbeda dibandingkan yang saya alami di Kota Medan. Di Jakarta, seperti pengalaman Kakak saya, baru sekali saja ia mengalami pemadaman listrik dan itupun karena adanya perbaikan oleh PLN. Seandainya saja di Kota Medan, di Sumatera Utara kami ini juga begitu, pikirku. Namun, saat pulang, saya kembali harus menjalani rutinitas berlistrik yang menjengkelkan : pemadaman listrik bergilir.
Ya, pemadaman listrik bergilir di Sumatera Utara sudah tidak asing lagi tetapi tetap saja masyarakat tidak akan pernah terbiasa. Masyarakat sudah terlanjur ketergantungan pada listrik. Kalau terjadi pemadaman, banyak sekali kegiatan yang terhambat bahkan ada pula yang tak bisa dilaksanakan. Syukur kalau punya Ganset, yang bisa menjadi sumber listrik sementara. 
Dulu jarang krisis listrik, tetapi sekarang krisis listrik malah menjadi teror. Pemadaman listrik bergilir terjadi setiap saat. Mungkin ini akibat perkembangan sumber listrik lebih lambat dibandingkan perkembangan konsumen. Istilah yang beredar mengatakan pemadaman listrik sudah seperti makan obat. Pemadaman listrik bergilir bisa terjadi 3 kali sehari pernah pula sampai masing-masing selama 3 jam. Kondisi ini pernah saya alami. Sangat melelahkan. Jika pemadaman listrik di siang hari maka banyak aktivitas yang terhambat atau bahkan tidak bisa dilakukan, dan jika terjadi pada malam hari maka selain terhambatnya aktivitas, lingkungan yang gelap bisa memicu pelaku kejahatan lebih mudah beraksi sehingga ketenteraman menjadi terganggu.
Kesalnya lagi, pemadaman bergilir ini terjadi begitu saja, tiba-tiba. Hal ini menyebabkan saya sering was-was jika hendak melakukan sesuatu yang berhubungan dengan listrik. Contohnya saja ketika hendak melakukan pencetakan tugas kuliah, saya harus mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelum waktunya dikumpulkan khawatir akan pemadaman listrik. Pernah pula, mengulang menanak nasi yang tadinya saya menggunakan rice cooker, akibat pemadaman listrik, menanak nasi harus dipindahkan ke kukusan. Belum lagi kerugian para pengusaha dan kerusakan pada mesin industry. Saya tidak bisa bayangkan akibat pemadaman listrik di rumah sakit. Wah, pokoknya masih banyak kerugian akibat pemadaman listrik. 
Sumber energi listrik ini sudah selayaknya dibarukan. Tetapi pemerintah sering sekali mengeluhkan banyak hal yang menghambat pengembangannya sehingga pasokan listrik tetap saja kekurangan. Saya pribadi memang sangat kesal dengan pemadaman listrik ini. Namun, PLN juga saya rasa tidak ingin melakukakan ini tetapi keadaanlah yang memaksa karena memang pasokan listrik tidak memadai. Solusi utama untuk penambahan pasokan listrik saya rasa bisa dilakukan dengan pengembangan sumber daya listrik lainnya. Umumnya memang sumber listrik tenaga air (PLTA), namun masih banyak sumber daya listrik lain seperti tenaga uap, tenaga diesel dan lain-lain yang bisa dikembangkan. Namun kendala lainnya, pasti akan terkait dengan SDM, biaya dan teknologinya serta ini pasti akan memakan waktu yang tidak sebentar.
Dalam kondisi kebutuhan akan listrik yang tak bisa ditawar lagi saat ini ,langkah penghematan bisa menjadi cara yang paling gampang dilakukan oleh PLN. Namun, yang sering terjadi adalah peristiwa pemadaman bergilir tiba-tiba yang dilakukan oleh PLN. Sehingga, semakin banyak saja kerugian. Maka, perlu sekali saya rasa memberikan sosialisasi jadwal pemadaman bergilir yang per wilayah. Hal ini sangat penting untuk masyarakat dalam mengantisipasi kegiatan yang dilakukan yang berhubungan dengan listrik untuk mengurangi kerugian. Selama ini, sosialisasi jadwal pemadaman bergilir dilakukan PLN umumnya melalui radio. Namun, hal itu kurang efektif. Perlu sosialisasi menggunakan media lain, seperti melalui website PLN, melalui pengumuman di kantor/loket PLN, melalui media sosial, dan sebagainya.
Jika memang PLN ingin menempuh jalur penghematan melalui pemadaman listrik bergilir, saya rasa dengansosialisasi jadwal pemadaman listrik bergilir akan sedikit mengobati kejengkelan masyarakat. Walau demikian, saya terus berharap pemadaman bergilir bisa berhenti. Semoga pengembangan sumber listrik bisa terus dilakukan sehingga Indonesia bisa terang terus. Melalui tulisan singkat saya dalam blog ini saya harap bisa memberikan semangat bagi setiap orang untuk ikut serta pula dalam melakukan penghematan listrik, tidak hanya menunggu pemadaman bergilir.

<a href="http://akudanpln.blogdetik.com/"><img src="http://akudanpln.blogdetik.com/files/2014/09/0a546d82bbf148c4189bf107a9ac1be0_lomba-blog-300_250.gif" width="100%"></a>


Selasa, 23 September 2014

Apa upah saya melayani Tuhan? Sebuah Terimakasih untuk Paduan Suara Gloria


Saya hanya ingin waktu cepat berlalu
Semasa kuliah, saya bergabung dengan Paduan Suara Gloria. Paduan Suara ini adalah sebuah kegiatan organisasi dari UKM KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) Santo Albertus Magnus USU dalam hal pengembangan minat dan bakat menyanyi. Saya bergabung dalam kegiatan tersebut pada dasaranya bukan karena saya pintar menyanyi. Hanya saja ada situasi dan kondisi yang membuat saya tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi  tak berharapan yangs saya alami. Saya lulus di PTN yang bukan impian saya.  
Saat itu di awal perkuliahan, semester 1 , Agustus 2009.Hanya karena ajakan sepupu saya untuk ikut dalam acara perkenalan (briefing)  Paduan Suara Gloria pada suatu sore yang diwarnai dengan hujan deras. Entah mengapa sejak hari itu, kaki saya mulai melangkah bersama kelompok ini di setiap sore pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu dalam kegiatan latihan. Sesungguhnya, yang saya ingini saat itu adalah menghabiskan waktu. Saya ingin waktu cepat berlalu sehingga saya bisa bertemu dengan saat untuk SNMPTN atau SPMB  (lagi) dengan harapan lulus di PTN favorit saya. Maka, saya menjalani waktu-waktu itu dengan langkah-langkah tak serius, hanya untuk menghabiskan waktu.
Memasuki Kisah Baru
Saya mulai menjelajah tempat-tempat baru. Saya mengenal banyak teman baru. Kebanyakan memiliki suku berbeda dari saya umumnya dari Batak Toba dan Simalungun. Selama ini saya hanya tinggal di kampung, Desa Lambar (Tigapanah) dan Kabanjahe (Karo) saja. Saya pun hanya bergaul dengan teman yang kebanyakan  suku Karo.
Saya juga belajar cara mengeluarkan suara dalam bernyanyi, diajari membaca not, dan diajari cara pengaturan nafas sebagai bentuk pemanasan sebelum memulai bernyanyi. Sesungguhnya, bernyanyi adalah salah satu kelemahan saya. Saya tidak sanggup. Saya tidak mampu dalam hal ini. Suara saya tidak bagus. Saya kesulitan mengatur suara saya sendiri. Lebih sering fals daripada benarnya. Dan saat itu, Bang Franky (salah seorang senior) yang bertanggung jawab untuk melatih kami, sering memandang tajam saat mendengar ada yang salah. Saya juga sering beralibi dengan hanya membuka mulut tanpa mengeluarkan suara, agar tidak terkena tatapan tajam Bang Franky. Saya masuk ke dalam tim alto. Saya rasa, bukan karena suara saya cocok untuk alto, tapi saya tidak sanggup nada tinggi. Itu saja. Dan karena tidak ada kata ditolak di Paduan Suara Gloria bagi yang mau memberikan hatinya. Maka, salut juga bagi teman-teman yang bertanggung jawab dalam melatih suara yaitu tim nada dan lirik.
Waktu terus berlalu dan saya ikut melangkah bersama mereka. Saya semakin sering mendengar dentingan keyboard, saya semakin sering menyanyikan lagu dengan nada alto.  Saya semakin sering menyanyikan lagu rohani yang indah, lagu batak (Karo, Simalungun, Toba) yang asik. Saya belajar menyanyikan lagu berbahasa latin yang menyentuh. Saya semakin sering mendengar harmonisasi lagu. Music mengisi hati saya.
Suatu hari, kami anggota baru saat itu, memperhatikan Paduan Suara Gloria (senior) berlatih sebagai persiapan melakukan pelayanan ke sebuah gereja. Saat itu mereka menyanyikan sebuah lagi berjudul Melayani Tuhan, karangan Martin Runi. Entah mengapa saya merasakan sesuatu di dalam hati saya, sebuah pertanyaan tentang apa yang sedang saya lakukan. Apakah saya hanya akan membiarkan waktu cepat berlalu tanpa melakukan apa-apa? Namun, saya masih pada langkah saya, mengikuti langkah waktu yang berlalu dan berdoa waktu cepat berlalu. Saya menutup telinga.
Terpilih Menjadi Sekretaris , Saya tidak bahagia
Februari 2010, Paduan Suara Gloria mengadakan kegiatan Retret dan Regenerasi. Ini adalah kegiatan 2 tahunan Paduan Suara Gloria berupa kegiatan refreshing, pendalaman iman dan sekaligus rangkaian  LPJ pengurus 2008-2010-pelepasan jabatan serta pemilihan dan pengangkatan pengurus baru. Kami sebagai anggota termuda saat itu bersama anggota yang masuknya 1 tahun sebelum kami diwajibkan mencalonkan diri menjadi salah satu BPH  (Badan Pengurus Harian) dengan memilih salah satu dari jabatan : ketua-sekretaris-bendahara-atau salah satu dari  tim nada dan lirik (sopran, alto, tenor, bass) Saya tidak tahu ingin menjadi sebagai apa. Saya merasa tidak berkualifikasi untuk menjadi apa-apa. Karena harus memilih, maka saya menulis sekretaris di kertas pilihan saya. Saya tidak berharap apa-apa, tapi saya terpilih. Entah arti terpilih ini adalah tak sengaja di-pilih  atau memang di-pilih. Saya tidak bahagia. Saya hanya ingin waktu cepat berlalu, itu saja.
Tetapi Saya menerima Tanggung Jawab Ini
Ini sebuah beban berat dalam hidup saya, mengapa harus saya. Saya tidak pernah berani menjadi pemimpin, atau  bahkan sekedar bermimpi.  Walaupun ini bukan sebuah organisasi besar, tapi tetap saja namanya jadi pemimpin. Saya bahkan di waktu  yang lalu selalu tidak berani hanya untuk berada di barisan paling depan. Lalu, apa jadinya jika saya kini menjadi seorang pemimpin? Saya tidak tahu harus berpikir apa.
Namun, saya hanya bergulat dalam kegelisahan hati saya sendiri. Apa yang harus saya lakukan? Saya bukan tipe orang yang meninggalkan tanggung jawab begitu saja. Maka, dengan segala kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan  di dalam hati saya, saya tetap menerima tanggung jawab itu.
Sesungguhnya saya tidak yakin dengan langkah ini. namun, saya di dalam keragu-raguan saat itu memutuskan tetap melangkah bersama   tim  BPH PS Gloria 2010-2012 lainnya ; Nicolas Oktavianus Barus (Ketua I), Agustinus C. Siallagan (Ketua II), Sari Eprina Nadeak(Bendahara), Yanti Simarmata (TNDL Sopran), Elda Mariany Sitohang (TNDL Alto), Roland Ganda Simanjuntak (TNDL Tenor), Richardo Haposan Sihaloho (TNDL Bass) dan Idris Pardosi (PJ Inventaris). Saya mulai mendengarkan dan belajar dengan Kak Nata Sembiring sekretaris terdahulu, Bang Fredy Napitupulu (ketua periode sebelumnnya), Bang  Franky Marpaung, Kak Moy Siringo-Ringo, Kak Jay Tarigan, Kak Nova Simbolon, beserta semua teman-teman yang banyak memberikan kritik dan saran.
Siapa Paduan Suara Gloria?
Hmm, tentang PS Gloria ini adalah kutipan dari brosur PS Gloria yang saya buat sebagai berikut :
Paduan Suara GLORIA adalah paduan suara mahasiswa katolik di USU , bagian dari UKM  KMK St. Albertus Magnus  USU biro minat dan bakat. PS Gloria telah terbentuk sejak 1990-an,namun di “bangkitkan” kembali pada 11 September 2002. Gloria memiliki arti kemulian. Jadi, segala kegiatan PS Gloria dengan Bene Cantat Bis Orat nya ingin memberikan kemulian bagi nama Tuhan, sama seperti semangat KMK St. Albertus Magnus USU : Ad Maiorem Dei Gloriam (Demi Kemuliaan Allah yang Lebih Besar). Kegiatan GLORIA adalah melayani Tuhan melalui kunjungan gereja dan bakti sosial. Yang utama dari keanggotaan PS GLORIA adalah ada kemauan dan tekad untuk bernyanyi demi pelayanan kepada Tuhan. Setiap anggota GLORIA saling mendukung demi menjaga kekompakan. Karena inti dari Keanggotaan PS Gloria adalah kekeluargaan dan cintakasih. Sekretariat pS Gloria berada di Pondok Mahasiswa Jl. dr. Mansyur no.73, Kompleks Gereja Stasi St.Yosef.
Beberapa kegiatan rutin PS Gloria adalah :
1.       Kunjungan Gereja (min.2 kali sebulan,ke gereja-gereja di Medan dan sekitarnya)
2.       Bakti sosial (ke panti asuhan atau lembaga sosial lainnya (situasional))
3.       Sebagai Paduan Suara untuk setiap misa kampus dan acara KMK St.Albertus Magnus USU
4.       Kunjungan Tahunan (setiap 2 tahun,ke daerah di luar kota Medan)
5.       Retreet dan regenerasi (setiap 2 tahun ;  evaluasi kepengurusan (LPJ),refreshing,dan pemilihan pengurus baru)
6.       Kegiatan kekompakan anggota (misa bersama,sharing,rujak party,cooking time together,birthday party)
7.       Mengisi acara  undangan (mis:acara pernikahan,paskah dari instansi lain)
8.       dll. 
Bene Cantat Bis Orat adalah sebuah Jalan untuk Belajar
Menggerakkan Paduan Suara Gloria ini bukan sebuah langkah mudah ditengah berbagai hambatan yang sering menghadang kami. Kami tidak memiliki pelatih,  tetapi saya bersyukur memiliki teman-teman dengan talenta yang mereka miliki mau berbagi ilmu dengan yang lain sehingga sebuah kertas yang tadinya hanya terdiri dari coretan angka dengan kata-kata pada baris di bawahnya bisa menghasilkan harmonisasi suara  dari mulut kami. Ya, kami belajar berbagi ilmu. Kami hanya menumpang berlatih di dalam ruang Asmika di Pondok Mahasiswa  di Kompleks Gereja St. Yoseph Jalan dr. Mansyur Medan. Kami belajar menghargai. Kami hanyalah mahasiswa yang masih bergantung pada orangtua, sementara ongkos untuk latihan, ikut pelayanan dan jajan tambahan bukan hal yang sedikit. Syukur-syukur kalau dapat beasiswa. Maka, Kami belajar efisiensi  dan efektifitas keuangan. Kami pun ingin terus eksis di perkuliahan, jadwal kuliah padat bahkan ada yang masuk sore hari. Sehingga sering sulit untuk menyandingkannya pula dengan kegiatan PS Gloria.  Maka, Kami belajar manajemen waktu. Kami masih muda, beda usia, gejolak emosi, dan masalah pribadi. Pertentangan tak jarang terjadi.  Maka, kami belajar cinta kasih.
Saya baru pertama sekali berada dalam posisi memimpin. Saya tidak tahu apa-apa. Maka, saya belajar untuk belajar  dari mereka, teman-teman saya ; saudara saya.  Saya belajar memimpin rapat (rapat kecil BPH), saya belajar pembukuan (catatan agenda kegiatan), saya belajar pelaporan (LPJ), saya belajar merangkai kata untuk sms (cantik) , saya belajar menelepon dengan sopan (formal), saya belajar tidak serius (bercanda), saya belajar kreatif (desain brosur, poster, dan selebaran), saya belajar memasak (untuk aksi dana), saya belajar berani nekat (ke tempat baru), saya  belajar pede (berbicara di depan umum), saya belajar sibuk (mengorganisir kegiatan), saya belajar tertawa lebar , saya belajar menangis di depan umum (curhat), saya belajar budaya baru (lagu daerah),dan masih banyak sekali. Tetapi pelajar yang  utama adalah belajar membuka diri kepada Tuhan. Saya bukan tipe orang yang sangat religius. Saya bahkan malas berpanjang-panjang kata  untuk berdoa, karena saya gampang ngantuk. Namun, ternyata, jalan yang sedang saya jalani ini bernama Bene Bis Orat yang artinya sekali bernyanyi dengan sepenuh hati maka sama artinya dengan dua kali berdoa. Itu berarti jalan ini membantu saya lebih sering berdoa, lebih dekat kepada Tuhan.
Lalu, mana upah saya?
Ketika saya berkutat dalam pelayanan bersama Paduan Suara Gloria, saya tidak pernah mendapatkan uang jatuh dari langit. Saya malah banyak harus berkorban  uang jajan saya untuk ongkos latihan dan kunjungan gereja, waktu yang banyak tersita untuki kegiatan orgtanisasi, waktu istirahat yang terpotong, lelah ke sana kemari mengurus kegiatan, dan sebagainya. Lalu, dari segala pengorbanan saya, apa upah saya?
Saya tidak tahu kenapa saya terus melanjutkan langkah padahal saya tidak mendapat materi yang berarti. Tapi kata-kata sederhana : upahmu besar di surga itulah yang sesungguhnya saya harap. Saya merasa belum pernah melakukan sesuatu yang besar untuk Tuhan. Bahkan untuk berdoa pun saya paling malas. Namun, bersama PS Gloria saya semakin sering berdoa karena ada ungkapan bene cantat bis orat yang artinya sekali bernyanyai dengan kesungguhan hati sama dengan 2 kali berdoa. Saya semakin rajin berlatih bernyanyi. Saya ingin bisa memberikan suara terbaik saya hanya untuk Dia yang memberikan saya suara. Saya ingin saya semakin sering berdoa. Saya ingin, upah saya semakin besar di surga setiap saat. Saya ingin dengan langkah sederhana pelayanan kami, PS Gloria, kami pun bisa menjadi penyala asa bagi umat di gereja yang kami layani untuk lebih bersemangat memuliakan Tuhan.
Rasa bahagia, kesehatan, mampu menyelesaikan kuliah dengan baik, kesehatan orang tua, keharmonisan keluarga, dan masih banyak lagi, sudah cukup luar biasa menjadi upah saya. Lalu, kekuatan jiwa adalah hasil bagaimana Paduan Suara Gloria mengajar saya.  Ia mengajar saya dari segala hambatan yang saya lalui, dari segala nyanyian yang kami pelajari, dari segala celoteh kami ketika bersama.  Jiwa saya kuat untuk menyemangati diri saya sendiri, untuk menyemangati  teman-teman, untuk memberi semangat bagi kami tim BPH agar tetap bersatu menjadi leader dalam wadah pelayanan ini.
Lalu, bagaimana dengan niat saya untuk mencari kepuasan hati terhadap PTN favorit? Hmm, saya  rasa  apa yang saya jalani sekarang, mungkin adalah takdir saya. Karena, ketika saya  memutuskan untuk mengulang jalan, saya akhirnya hanya kembali pada jalan dimana saya sudah ada sebelumnya.  Maka, saya ikhlas untuk melanjutkan langkah di jalan ini, dimana saya akhirnya mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi.  Ilmu Komunikasi dan Paduan Suara Gloria ini mengajar saya banyak hal. Awalnya ilmu komunikasi, menunjukkan kenyataan  tentang diri saya  ;  memperkenalkan saya pada diri saya  sendiri..  Lalu, Paduan Suara Gloria tempat saya mempraktikkan teori  ilmu komunikasi sekaligus  menuntun saya keluar dari kelemahan pribadi yang introvert  itu. saya rasa ini karena ada Tuhan di dalam Paduan Suara Gloria. Ya, pasti karena itu.
Saya,walau telah belajar Ilmu Komunikasi di perkuliahan dan mengaku merasakan penyertaan Tuhan melalui pelayanan bersama Paduan Suara Gloria, tetap saja bukanlah pribadi yang sempurna. Saya tetap bisa  marah, masih ada cerobohnya, masih belum bagus bicaranya,  dan masih banyak lagi. Namun, perubahan yang saya alami sekarang, membawa saya menjadi lebih baik. Belajar untuk menjadi pribadi  yang sempurna dengan kesabaran  dan kerendahan hati itu adalah pelajaran kekal yang tiada kata lulusnya. Dan apa yang saya pelajar dari 2 hal : Ilmu Komunikasi dan Paduan Suara Gloria membantu saya untuk memiliki jiwa yang kuat dalam belajar dewasa, sabar dan rendah hati serta terutama berpasrah kepada Tuhan untuk segala hidup saya. Jadi, terimakasih Tuhan. Terimakasih Paduan Suara Gloria. Terimakasih teman-teman dan saudara-saudaraku, saya sayang kalian.
Untuk kalian teman-teman, bersemangatlah selalu melayani Tuhan bersama Paduan Suara Gloria. Pelayanan kita tak kan pernah sia-sia.

Dear God,
 saya tidak tahu bagaimana menjalani hidup tanpa Engkau yang memandu. Saya selalu berencana dan memaksa agar rencana saya bisa terkabul  karena saya pikir rencana saya yang terbaik. Saya pikir saya yang lebih tahu diri saya, tanpa saya sadari Engkaulah “sutradara” hidup saya. Tuhan, tuliskan hidup saya di dalam rencanaMu. Sesungguhnya saya tidak berhak apa-apa terhadap diri saya, hidup saya milikMu. Maka, Ambillah Tuhan, yang ada padaku : kebebasan dan kemerdekaan. Karena hanya rahmat dan kasih dariMu yang kumohon menjadi hartaku. Dan jadilah padaku seperti yang Kau ingini.

Minggu, 21 September 2014

[P4GN_6] SayaKamuKITA Duta Anti Narkoba


     Kejahatan narkoba zaman ini, makin menjadi-jadi saja. Popularitasnya pun mendunia, hingga mensejajarkannya dengan fenomena kriminal lainnya yang juga sedang populer  seperti : terorisme dan korupsi. Ya, ketiga jenis kejahatan ini menjadi primadona penyebab keresahan masyarakat zaman ini.
Kejahatan narkoba menyangkut peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Dalam peredaran gelap narkoba, yang berperan adalah produsen dan para distributornya (bandar dan pengedar. Sementara, di sisi lain ada pihak penyalahguna yang menjadi konsumennya. Jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia saat ini sekitar 2,2% atau sekitar 4 juta orang.  Nah, itu salah satu penyebab  mengapa kejahatan narkoba bisa terus berkembang, karena ada kaitan antar supplay dan demand. Peredaran gelap narkoba (supplay) bisa terus tumbuh subur karena adanya permintaan (demand) dari para penyalahguna.
Kejahatan narkoba adalah sebuah kejahatan yang sangat serius karena kejahatan narkoba adalah jaringan kejahatan lintas negara. Proses produksi dan distribusi gelap narkoba menyangkut sebuah jaringan pasar gelap lintas negara dan sangat terorganisir. Sehingga pemberantasannya butuh strategi dan  kerja sama dari semua pihak. Tidak semudah memecahkan sebuah kasus pembunuh atau pencurian biasa, karena Ini adalah sebuah jaringan “pembunuh” massal yang bahkan bisa melenyapkan generasi bangsa (lost generartion).
Pertanyaan yang sering muncul dalam benak masyarakat adalah kalau polisi sudah banyak (sekali), lembaga peradilan juga sudah (lama) ada, undang-undang telah dibuat, dan beberapa tahun ini BNN yang katanya “spesialis” masalah narkoba juga sudah mulai beraksi, trus pemerintah pun “katanya” serius ; mengapa pengedar narkoba terus merajalela dan penyalahguna narkoba semakin bertambah?
Kembali pada masalah seriusnya kejahatan narkoba, Indonesia pun kini menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba dan bahkan produsen gelap narkoba. Kejahatan ini sangat terorganisir dan pintar bersembuny serta aktor dengan acting yang bagus. Pemerintah juga sangat geram dengan kejahatan narkoba dan pasti tetap bekerja. Namun, Pemerintah saja tentu tidak sanggup, perlu kekuatan 240juta lebih warga Indonesia untuk turut berpartisipasi.
Jadi, apa yang bisa saya dan anda lakukan? Ada 3 langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menekan demand  dan supplay, yaitu : Pertama, lakukan tindakan untuk menekan demand (penyalahgunaan narkoba) dengan mengetahui apa itu narkoba dan bahayanya. Banyak informasi yang bisa diperoleh dari berbagai media dan pengetahuan adalah salah satu kunci penting mencegah penyalahgunaan narkoba. Kemudian, dengan pengetahuan tersebut  jauhi penyalahgunaan narkoba. Selanjutnya, informasikan kepada keluarga, teman dan lingkungan mengenai bahaya narkoba. Kedua, lakukan tindakan sederhana untuk pemberantasan narkoba yaitu dengan melapor kepada penegak hukum (BNN dan Polisi setempat) jika mengetahui tindak peredaran gelap narkoba di sekitar tempat tinggal kita. Ketiga, lakukan tindakan penyelamatan penyalahguna narkoba yaitu dengan menasehati penyalahguna narkoba untuk berhenti lalu membawanya kepada BNN untuk menjalani rehabilitasi.
Dengan 3 langkah sederhana tersebut, saya, Anda, dan KITA bersama 240juta lebih rakyat Indonesia pasti bisa mengalahkan penjajahan kejahatan narkoba. Saya, Anda, dan KITA adalah duta Anti Narkoba. Setiap orang adalah duta anti narkoba dan setiap saat kita berada dalam misi perang melawan narkoba. Jangan buang waktu,  mari bergabung! 

Rabu, 27 Agustus 2014

[P4GN_5] Jangan Sepele dengan Penyuluhan Karena Cegah Lebih Baik daripada Rehab

 Kejahatan narkoba zaman ini, makin menjadi-jadi saja. Popularitasnya pun mendunia, dan menyedot perhatian hingga mensejajarkannya dengan fenomena kriminal lainnya yang juga sedang popular  antara lain : terorisme dan korupsi. Ya, ketiga jenis kejahatan ini menjadi primadona penyebab keresahan masyarakat.
Dalam website bnn.go.id mengatakan bahwa di Indonesia,  tanda-tanda kejahatan narkoba ini sudah tampak sejak tahun 1971. Namun, kondisinya masih dalam “gejala”. Sehingga, sikap pemerintah pun masih ‘sekedarnya’ karena bangsa Indonesia yang Pancasilais diyakini takkan kalah dengan ‘barang’ tersebut. Namun, entah apa yang terjadi Indonesia kini terjajah oleh terror kejahatan narkoba. Apa kini Pancasila sudah tidak sakti lagi? Hmm, menurut saya bukan, tapi mungkin orang Indonesia-nya yang sudah seakan jaga jarak dengan Pancasila.
Pencegahan adalah salah satu ujung tombak  utama BNN melawan Kejahatan Narkoba di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian BNN yang bekerja sama dengan pusat penelitian kesehatan UI tahun 2011, jumlah prevalensi penyalahgunaan narkoba di tahun 2015 nanti bisa mencapai 5 juta orang atau sekitar 2,8% dari jumlah penduduk Indonesia. Maka, BNN berada dalam sebuah tugas berat menjaga sekitar 235juta orang yang masih sehat agar tidak coba narkoba.
Dalam usaha pencegahan, BNN menunjukkan taringnya dalam kegiatan edukasi tentang apa itu narkoba dan bahayanya.  Pengetahuan, sesungguhnya adalah kunci utama dalam memerangi kebodohan. Dan menjadi penyalahguna narkoba adalah sebuah bentuk kebodohan. Intinya adalah pengetahuan, itu yang pertama. Saya melihat informasi atau pengetahuan mengenai narkoba dan bahayanya memang masih sangat kurang di masyarakat. Sehingga, bukan mustahil ketidaktahuan ini pun bisa menyebabkan terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan  yang dilakukan BNN nampaknya memang terkesan sangat sepele. Hal ini masyarakat sering menggumam “ … kalau cerita-cerita saja tidak berguna, tangkaplah bandar dan pengerdar narkoba itu Pak…” Namun, seperti yang saya ungkapkan di atas bahwa pengetahuan adalah salah satu tameng andalan dalam menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari bahaya narkoba.
Sesunggunya, Narkoba merujuk pada singkatan dari 3 jenis zat berbahaya yang dapat menyebabkan ketergantungan yaitu : Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif Lainnya. Umumnya orang menganggap bahwa narkoba dengan persepsi obat terlarang jenis Narkotika (Ganja, Opium, Koka, Morfin, Heroin, dll) dan Psikotropika (Shabu, Ekstasi, dan obat penenang). Namun, lupa bahwa ada zat Bahan Adiktif lainnya (tembakau, alkohol, dan zat inhalansia (bensin, thinner, lem aica/lem kambing, spritus)) yang tidak kalah berbahayanya bagi tubuh. Ya, memang fokus tugas BNN lebih kepada kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika, tetapi yang harus juga diingat adalah bahaya Bahan Adiktif Lainnya. Contoh saja, Rokok sesungguhnya adalah salah satu jenis narkoba yang dikelompokkan dalam bahan adiktif lainnya yang memiliki tingkat adiksi yang sangat kuat dan merusak organ tubuh walau tak secepat penggunaan Ganja. Kenyataan ini  tidak semua diketahui  masyarakat walau menyadari bahwa rokok  menyebabkan ketergantungan. Selain itu, fenomena menghirup lem Aica (Lem Kambing) juga sebuah contoh sederhana yang sangat merusaka system saraf dan ketergantungan. Kini banyak anak-anak yang terlanjur ketergantungan dengan narkoba kelompok bahan adiktif lainnya yang digolongkan dalan jenis inhalansia ini.
Lalu, pertanyaan lain yang sering muncul dalam benak  masyarakat adalah kalau polisi sudah banyak (sekali), lembaga peradilan juga sudah (lama) ada, undang-undang telah dibuat, dan beberapa tahun ini BNN yang katanya “spesialis” masalah narkoba juga sudah mulai beraksi, trus pemerintah “katanya” pun serius ; mengapa pengedar narkoba terus merajalela dan penyalahguna narkoba semakin bertambah?
Menjawab pertanyaan tersebut maka akan menimbulkan pertanyaan baru yang lebih misterius jawabannya. Apa yang terjadi dengan Polisi, Hukum, BNN, dan Pemerintah? Dalam banyak kasus, media memberitakan keterlibatan orang dalam yang main mata dengan pengedar, lalu hukum pun seakan tak bisa ditegakkan dengan sungguh-sungguh oleh mereka yang katanya penegak hukum, saya pribadi sering merasa tidak adil mengenai vonis bagi para pengedar narkoba dan penyalahguna narkoba.  Lalu, BNN dalam tugasnya masih seperti dikekang oleh lembaga-lembaga yang katanya (sebagai) mitranya.
Saya sendiri sering bertanya sendiri  mengapa dan mengapa? Saya  sangat takut ketika mendengar ada penangkapan bandar narkoba  yang bahkan ada yang dengan barang bukti puluhan kilo. Saya berpikir, andai ia tidak tertangkap, pasti banyak sekali yang akan menjadi korban selanjutnya.  Saya Sedih sekali  melihat mereka yang menjadi pecandu narkoba, penyalahguna narkoba, korban penyalahguna, pemakai atau apalah  yang pasti mereka yang menggunakan narkoba dengan tidak seharusnya. Hukum kasih, mengapa tidak ada? Mengapa hukum masih mau memaafkan para pengedar yang sudah jelas telah mengahancurkan masa depan banyak generasi muda  lalu menutup kasih untuk para korban penyalahguna narkoba dengan menghukum mereka?
Pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab oleh mereka para pembuat kebijakan; Pemerintah.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Sebelum seseorang terpaksa direhabilitasi karena terjebak tindakan bodoh penyalahgunaan narkoba, maka pengetahuan adalah jalan utama menghindarinya sebagai pencegahan. Informasi sangat penting. Informasi menghasilkan pengetahuan, pengetahuan akan mendorong kesadaran, dan dengan kesadaran seseorang melakukan sikapnya. Akan baik sekali jika para terpelajar, aktif mencari informasi narkoba dan bahayanya. Saya pribadi juga sering berpikir, bagaimana kalau topic mengenai narkoba dibahas di dalam pelajaran sekolah SMP, SMA atau di jenjang perguruan tinggi. Misalnya saja mengenai pendidikan seks juga yang tadinya dianggap tabu di  kalangan masyarakat, juga sudah mulai didengungkan untuk diberikan ruang pendidikan dalam hal mencegah terjadinya perilaku menyimpang seks bebas. Sama dengan penyalahgunaan narkoba yang merupakan perilaku menyimpang, tidak ada salahnya itu pendidikan anti narkoba diajarkan di sekolah.  Pendidikan Anti Narkoba di sekolah menurut saya perlu mengingat ini adalah sebuah pengetahuan penting yang sedang mengancam generasi bangsa. Jika sudah tahu pun bisa menjad penyalahguna narkoba, apalagi jika tidak tahu  maka dengan bodohnya seseorang bisa terjebak dalam penyalahgunaan narkoba. 

Berseru kepada Pemerintah seakan menunggu respon terlalu lama dan keterbatasan sering menjadi kendala. Karena Narkoba bukan hanya musuh pemerintah, tetapi musuh kita semua, bahkan musuh dunia internasional juga. Maka, tidak ada salahnya KITA menjadi AKTIF berpartisipasi jadi duta ANTI Narkoba. terutama untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan. 

Senin, 25 Agustus 2014

Horas Samosir!! Hermann Delago & Austria Tobatak Orchestra Live in Concert at Tuk Tuk Siadong

        Musik adalah sebuah bentuk ekspresi jiwa. Tentang apa yang sedang anda rasakan, harapan, atau sekedar “membaca” cerita para komposer.  Musik sebagai saluran emosi.
Saya suka lagu Batak Toba. Entah mengapa, tapi asik saja mendengar lagu-lagunya walau saya sering merepotkan teman saya untuk tahu maknanya. Yang saya tahu umumnya lagu Batak Toba memiliki makna yang menyentuh dan bahasa yang indah. Musik Batak  Toba juga sangat khas dengan warna gondang dan serulingnya. Terdengar indah dan nyaman. Musik Batak Toba, satu lagi musik yang sukses merebut hari saya.
Mendengar ada konser music batak GRATIS dari seorang teman kerja, saya sangat antusias. Walau tempat konsernya di Tuk Tuk Samosir lumayan jauh dari tempat tinggal saya di Kabanjahe apalagi dengan status belum gajian, tidak sedikitpun menyurutkan niat saya. Bersama teman-teman kami pun merencakan keberangkatan lebih dari 1 minggu sebelum acara. Tadinya teman saya bilang  ini konser Viky Sianipar (seorang musisi Batak). Tak tahunya, ada musisi besar dari Austria bersama tim orkestranya.  Nah, ini cerita saya mengenai Konser Hermann Delago & Austrian Tobatak Orchestra Live in Concert at Open Stage Tuk Tuk Samosir.
Adalah Hermann Delago, seorang musisi Austria yang jatuh cinta pada Pulau Samosir dan Budaya Batak termasuk music Batak Toba. Berawal dari lagu Butet yang ia dengar ketika berlibur di Bali Tahun 1995, ia pun mulai tertarik dan akhirnya sungguh-sungguh jatuh cinta dengan Budaya Batak Toba. Ia pun telah telah menjadi orang batak, dengan marga Manik di belakang nama Delago-nya. Lalu, di tahun 2011 bersama Viky Sianipar, akhirnya sukses melahirkan album bernuansa batak yang bernama TOBATAK yang diaransemen dengan nuansa tradisional dan modern sehingga menghasilkan musik yang lebih hidup. Berkatnya, lagu-lagu Batak Toba pun sudah berkumandang di Austria bersama tim orkestranya serta ia unggah di youtube.
Pukul 5 sore  disertai dengan derai hujan, sejumlah Tokoh adat, dinas Pariwisata dan Pemerintah Kabupaten Samosir membuka acara Konser Hermann Delago & Austrian Tobatak Orchestra dengan menyambut Hermann Delago bersama timnya memasuki open stage Tuk Tuk Siadong, dengan manortor dan memberikan ulos.
Menyambut Kedatangan Hermann Delago Manik dan Austria Tobatak Orchestra di Open Stage Tuk Tuk


Memberikan Ulos kepada Hermann Delago dan Seluruh Personil Austria Tobatak Orchestra

Konser Hermann Delago & Austrian Tobatak Orchestra membuat malam Sabtu (23/8) menjadi sangat istimewa. Hermann Delago Manik, bersama sekitar 70 personil orkestranya mengguncang Samosir dengan irama music Austria yang indah dan memukau. Konser dimulai pukul 7 malam dengan penampilan pembuka dari Jajabi Band. Satu Jam kemudian, Hermann Delago beserta grup orkestranya memuaskan rasa penasaran para penonton dengan persembahan lagu- . adapun lagu-lagu yang dipersembahkan dengan indah malam itu antara lain : Hermann Delago & Samosir Austria Orchetra juga berkolaborasi dengan beberapa artis Batak Toba antara lain : Viky Sianipar, Tongam Sirait , Retta Sitorus dan Marsada Band. Usai 2 jam penampilan Hermann Delago & Austrian Tobatak Orchestra, Marsada Band lanjut menghibur para penonton hingga 1 jam kemudian sampai acara berakhir pada pukul 12 malam.
Kolaborasi Hermann Delago &  Austria Tobatak Orchestra dengan Marsada Band

 Penampilan Tasha Koch bersama  Hermann Delago &  Austria Tobatak Orchestra

Kolaborasi Hermann Delago &  Austria Tobatak Orchestra dengan duet Eva Schatz dengan Retta Sitorus



Sekitar 5000 penonton diperkirakan memadati Open Stage Tuk Tuk Siadong Sabtu Malam itu. Tidak hanya dari Sumatera Utara, antusiasme juga mendorong penonton dari berbagai daerah  di Indonesia ikut memeriahakan pertunjukan. Masyarakat lokal dan para turis asing pun membaur dalam indahnya alunan music dan menari bersama. Saya sebenarnya sedikit bingung juga kepada turis mancanegara yang ikut bergoyang mendengar lagu Batak Toba. Apa mereka mengerti? Mengapa bisa sampai sebegitu hebohnya ikut bergoyang. Hmm, pasti karena asik. Kita boleh saja kurang/tidak tahu arti lagunya. Tapi, musik tidak pernah bohong. Ciri-ciri musik indah adalah menyentuh sampai ke hati (kata orang tua teman saya yang juga pernah menjadi biduan Karo (perkolong-kolong). Dan itulah yang saya juga rasakan. Musik yang indah. Pertunjukan Malam Sabtu itu, sangat mengesankan. Sebuah konser indah menghabiskan malam Minggu yang mendung bersama teman-teman.
Sekitar 5000 Penonton menikmati Konser Hermann Delago &  Austria Tobatak Orchestra
(Sumber Foto : Andre Wdyanto via Facebook Viky Sianipar)
Horas dan Mauliate menjadi sapaan yang menjadi bahasa penghubung komunikasi dengan orchestra negeri seberang ini. Ketika bertemu di jalan usai konser, personil orchestra tak canggung menyerukan Horas! dan mengucapkan Mauliate. Hermann Delago sendiri memiliki kemampuan artikulasi dan berbahasa Batak Toba yang baik saya rasa.
Sebelumnya, Hermann Delago dan Austrian Tobatak Orchestra juga telah mengadakan konser yang sama pada Rabu (20/8) di Tiara Convention Hall Medan. Konser yang juga diprakarsai oleh Henry Manik seorang seniman Batak  Toba kelahiran Garoga Samosir yang telah lama tinggal di Belanda ini merupakan bukti budaya Batak Toba, satu lagi Budaya Indonesia yang diapresiasi begitu luar biasa di manca negara. Kita, pemilik budaya yang luar biasa itu pun harus mencintainya lebih dari mereka.
So, it was a great concert. Congratulations Hermann Delago Manik. Thank you, Mauliate Godang, Horas!!!

Kamis, 21 Agustus 2014

Euforia Hari Merdeka di Kabanjahe, Kotaku

           17 Agustus 1945 adalah sebuah hari yang tidak biasa, ia adalah hari yang luar biasa istimewa dan berharga. 17 Agustus 1945 saat Teks Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, adalah tanda Hari Kemerdekaan Kita, Bangsa Indonesia. Maka, peringatan hari kemerdekaan pun tidak boleh hanya sekedarnya, ia berbeda dengan hari-hari lainnya.
Di Kotaku, Kabanjahe (Ibukota Kabupaten Karo), peringatan Hari Kemerdekan tidak pernah jauh dari kata luar biasa semarak. Kota Kabanjahe bahkan menjadi tempat tersibuk di Tanah Karo dan berubah menjadi lautan manusia.
Rangkaian kegiatan Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-69 tahun di Pemda Karo  adalah sebagai berikut :
1.      Latihan Paskibraka (21 Juli – 16 Agustus 2014)
2.      Latihan lagu-lagu Aubade (14 Juli – 16 Agustus 2014)
3.      Perlombaan olahraga (6-7 Agustus 2014)
4.      Ceramah nilai-nilai juang tahun 1945 (6 Agustus 2014)
5.      Gladi bersih (13 Agustus 1945)
6.      Kunjungan Sosial (14 Agustus 1945)
7.      Pawai anak STK dan SD (14 Agustus 2014)
8.      Mendengarkan pidato kenegaraan di Kantor DPRD Kabanjahe (15 Agustus 2014)
9.      Pengukuhan Paskibraka (16 Agustus 2014)
10.  Pawai Obor /Taptu (16 Agustus 2014)
11.  Renungan Suci di Taman Makan Pahlawan Kabanjahe (16 Agustus 2014)
12.  Apel pagi di kantor-kantor dan sekolah (17 Agustus 2014)
13.  Upacara peringatan detik-detik Proklamasi (17 Agustus 2014)
14.  Pemberian remisi kepada narapidana (17 Agustus 2014)
15.  Pawai keliling Kota Kabanjahe (17 Agustus 2014)
16.  Penyerahan piagam/hadiah perlombaan (17 Agustus 2014)
17.  Sarinade penurunan duplikat Bendera Merah Putih / lagu-lagu aubade (17 Agustus 2014)
18.  Ramah Tamah (17 Agustus 2014)
19.  Hiburan Rakyat (17 Agustus 2014)
Dari sekian banyak kegiatan yang dibuat Pemda Kab. Karo, ada beberapa momen yang menghebohkan Kota Kabanjahe antara lain :
Pawai Anak
Acara pawai anak adalah sebuah acara yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat Kota Kabanjahe. Acara yang diadakan  setiap tanggal 14 Agustus ini seakan memulai gelora hari kemerdekaan di Kota Kabanjahe. Dalam kegiatan ini, para pelajar PAUD, Sekolah TK,  dan SD mewarnai Kota Kabanjahe melalui  pawai keliling Kota Kabanjahe diiringi dengan parade marching band, becak hias, pawai anak-anak dengan pakaian profesi, serta pawai anak-anak dengan pakaian adat.
Adapun rute pawai anak tahun 2014 ini yaitu : Lapangan parkir Pajak Singa – Jalan Rakoetta Brahmana – Jalan Kapten Bangsi Sembiring – Jalan Veteran – Rumah dinas Bupati Karo – Taman Makam Pahlawan Kabanjahe. Peserta pawai anak yang kali ini terdiri dari 48 sekolah (PAUD, TK dan SD) dimana sebagian besar siswa diikutsertakan membentuk barisan yang sangat panjang. Jumlah peserta pawai diperkirakan mencapai 10 ribu orang, dengan panjang barisan … (saya tidak bisa bayangkan barisannya seberapa panjang, yang pasti sangat panjang). Para penonton pun memadati kiri dan kanan jalan yang dilalui peserta pawai. Tidak heran,  walau acara yang dimulai  sejak pukul  9 pagi pun selesainya bisa  sampai sore hari.

Saya pribadi sangat antusias menyaksikan pawai anak karena ini sangat istimewa. Kita bisa melihat kemampuan anak-anak SD peserta marching band  yang terampil dan lincah dalam memainkan alat-alat musik marching band walaupun sangat berat, mereka menghasilkan music yang indah, bersemangat dan membahana di langit Tanah Karo. Para penari yang lucu dan anggun serta para mayoret (sebutan untuk pemimpin marching band) yang selalu menarik perhatian,  mereka juga mengenakan kostum yang menarik dan lucu, ditambah lagi gaya  mereka memang lucu-lucu dengan tingkah anak-anaknya.
Biasanya parade marching band SD juga masih ikut serta dalam pawai 17 Agustus, tetapi beberapa  tahun ini sudah tidak diikutkan lagi untuk memperpendek barisan pawai 17 Agustus.
Kegiatan pawai anak ini juga sangat diminati oleh anak-anak. Ikut serta dalam parade marching band, mengenakan pakaian adat, pakaian profesi  ataupun naik becak hias menyisakan kesenangan tersendiri bagi anak-anak, serta adalah kebanggaan bagi orang tua ketika melihat anaknya menjadi anggota marching band  dan berada dalam barisan parade pawai anak. Walaupun sebenarnya untuk menjadi anggota marching band tidak hanya butuh kemampuan yang baik, tetapi kecukupan dalam ekonomi mengingat biaya kostum dan segala perlengkapannya yang tidak murah. Di Tanah Karo, pada umumnya semua sekolah (kecuali Paud dan Sekolah TK), memiliki marching band masing-masing. Maka, Bulan Agustus adalah bulannya marching band, setiap sekolah sudah berlatih jauh hari sebelum 17 Agustus, dan setiap tahun pun diadakan perlombaan marching band.
Pawai Obor (Taptu)

Pada 16 Agustus malam, Kota Kabanjahe membara. Pawai Obor menerangi jalan-jalan di Kota Kabanjahe. Adapaun rute pawai obor tahun ini dimulai dari Lapangan Sekolah Yayasan GBKP Kabanjahe-Simpang VI-Jalan Kapten Selamat Ketaren-Jalan Letnan Mumah Purba-Jalan Kapten Bangsi Sembiring-Tugu Bambu Runcing-Jalan Veteran-Depan Rumah Dinas Bupati Karo-Makan Pahlawan Kabanjahe. Pawai yang diirngi dengan derai hujan tak menyurutkan niat para peserta pawai yang terdiri dari pegawai dari berbagai instansi pemerintah di Kota Kabanjahe (Korpri) , pegawai SKPD, Dharmawanita,  TNI, Polri (Polres Tanah Karo), Kwarcab Pramuka, Organisasi masyarakat,  mahasiswa dan juga para pelajar dari 56 sekolah (SD,SMP, dan SMA) di Kabanjahe. Jumlah peserta pawai diperkirakan mencapai 3000 orang.

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dan Pengibaran Bendera (duplikat) Sang Saka Merah Putih
Akhirnya tibalah pada puncak acara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, yaitu Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI  dan Pengibaran Bendera (duplikat) Sang Saka Merah Putih. Kegiatan Upacara Hari Kemerdekaan di Tanah Karo biasanya dibagi tiap kecamatan. Upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI  dan Pengibaran Bendera (duplikat) Sang Saka Merah Putih di Kecamatan Kabanjahe dipimpin langsung oleh (plt) Bupati Karo Terkelin Brahmana,SH yang bertindak sebagai inspektur upacara,  lalu Lettu. Inf. Putra Iman (Yon 125/S) sebagai Komandan Upacara serta Kapten Inf. M. Sihombing (Kodim 0205 Tanah Karo) sebagai Perwira Upacara.
Upacara seyogyanya dimulai tepat pukul 10.00 wib, namun pengaturan barisan sudah dimulai sejak pukul 8 pagi. Lalu lintas menuju Lapangan Samura tempat upacara diadakan pun menjadi sangat ramai. Bagaimana tidak, peserta Upacara Hari Akbar ini tak kalah ramainya dari kegiatan sebelumnya yaitu terdiri dari para pegawai dari instansi pemerintah, pegawai SKPD Pemda Karo, Korpri, unsur pimpinan daerah, Kodim 0205 Tanah Karo, Yonif 125 Si ‘Mbisa, Polres Tanah Karo, Satpol PP Tanah Karo, Pramuka Kwarcab Karo, Barisan Bhineka Tunggal Ika, mahasiswa dan para pelajar dari 26 Sekolah (SMP dan SMA) beserta masing-masing marching Bandnya. Hadir pula para Veteran Pejuang ’45, Purna Paskibra, dan para Ka. Badan/Dinas/Kantor. Beberapa tahun belakangan ini Pelajar SD tidak diikutsertakan lagi dalam Upacara dan 17 Agustus untuk memperpendek barisan pawai nantinya.

Upacara juga semakin Khidmat dengan keberadaan Paskibra  saat pengibaran Bendera (duplikat) Merah Putih. Usai upacara, peserta upacara melakukan pawai keliling Kota Kabanjahe menuju Rumah Dinas Bupati Karo untuk memberikan penghormatan. Rute pawai 17 Agustus tahun 2014 dimulai dari Lapangan Bola Samura – Jalan Veteran – Jalan Perwira – Jalan Rata Perangin-Angin – Simpang VI – Jalan Kapten Selamat Ketaren – Jalan Kapten Pala Bangun – Jalan Letnan Mumah Purba – Jalan Kapten Bangsi Sembiring – Tugu Bambu Runcing – Jalan Veteran – Depan Rumah Dinas Bupati  Karo – Makan Pahlawan Kabanjahe. 



























Pesta Bazar Monja
Monja adalah istilah untuk barang-barang bekas impor (kebanyakan pakaian bekas, topi, tas, pakaian dalam, jas, jaket, selimut, bantal, dan lain-lain) atau lazim juga disebut Loak oleh masyarakat di Tanah Karo. Pasar Monja memang banyak di Kota Kabanjahe, bahkan ada pasar khusus Monja bernama Pajak Singa (ini hanya nama, di Tanah Karo atau di Sumatera Utara, Pajak adalah sebutan untuk pasar. Sementara Singa adalah nama pasar tersebut, bukan karena ada jualan Singa di pasar itu. saya juga tidak tahu mengapa namanya Pajak Singa). Pada hari  Kemerdekaan, pesta Monja pun tidak mau  ikut ketinggalan. Para pedagang Monja berhamburan di mana-mana, bahkan sampai menggunakan jalan raya. Dan jadilah, Pesta Kemerdekaan pun menjadi Pesta Monja dan perang obral heboh sana-sini. Masyarakat lalu lalang cari sana sini mana yang cocok. Memang Monja di hari kemerdekaan banyak untungnya, banyak diskonnya, tapi banyak juga barang asal jual, makanya harus teliti sebelum membeli. Perang Monja menjadi daya tarik kedua setelah menyaksikan pawai yang mendorong antusiasme masyarakat dari penjuru Tanah Karo menyerbu Kota Kabanjahe di Hari 17 Agustus, dan jadilah Kota Kabanjahe Lautan Manusia.
Banjir Sampah
Usai Pesta 17 Agustus, maka sampah menjadi pemandangan penutup.

Seperti semarakanya semangat Hari Kemerdekaan di Kotaku, kuharap nyala rasa cinta kepada bangsa Indonesia pun tidak hanya sebatas euforia pada hari kemerdekaan saja. Semangat itu, haruslah pula menyala untuk mempertahankan kemerdekaan dengan mengisi hari-hari dengan kegiatan bermanfaat untuk memajukan Indonesia. Sekian…