Kamis, 21 Agustus 2014

Euforia Hari Merdeka di Kabanjahe, Kotaku

           17 Agustus 1945 adalah sebuah hari yang tidak biasa, ia adalah hari yang luar biasa istimewa dan berharga. 17 Agustus 1945 saat Teks Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, adalah tanda Hari Kemerdekaan Kita, Bangsa Indonesia. Maka, peringatan hari kemerdekaan pun tidak boleh hanya sekedarnya, ia berbeda dengan hari-hari lainnya.
Di Kotaku, Kabanjahe (Ibukota Kabupaten Karo), peringatan Hari Kemerdekan tidak pernah jauh dari kata luar biasa semarak. Kota Kabanjahe bahkan menjadi tempat tersibuk di Tanah Karo dan berubah menjadi lautan manusia.
Rangkaian kegiatan Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-69 tahun di Pemda Karo  adalah sebagai berikut :
1.      Latihan Paskibraka (21 Juli – 16 Agustus 2014)
2.      Latihan lagu-lagu Aubade (14 Juli – 16 Agustus 2014)
3.      Perlombaan olahraga (6-7 Agustus 2014)
4.      Ceramah nilai-nilai juang tahun 1945 (6 Agustus 2014)
5.      Gladi bersih (13 Agustus 1945)
6.      Kunjungan Sosial (14 Agustus 1945)
7.      Pawai anak STK dan SD (14 Agustus 2014)
8.      Mendengarkan pidato kenegaraan di Kantor DPRD Kabanjahe (15 Agustus 2014)
9.      Pengukuhan Paskibraka (16 Agustus 2014)
10.  Pawai Obor /Taptu (16 Agustus 2014)
11.  Renungan Suci di Taman Makan Pahlawan Kabanjahe (16 Agustus 2014)
12.  Apel pagi di kantor-kantor dan sekolah (17 Agustus 2014)
13.  Upacara peringatan detik-detik Proklamasi (17 Agustus 2014)
14.  Pemberian remisi kepada narapidana (17 Agustus 2014)
15.  Pawai keliling Kota Kabanjahe (17 Agustus 2014)
16.  Penyerahan piagam/hadiah perlombaan (17 Agustus 2014)
17.  Sarinade penurunan duplikat Bendera Merah Putih / lagu-lagu aubade (17 Agustus 2014)
18.  Ramah Tamah (17 Agustus 2014)
19.  Hiburan Rakyat (17 Agustus 2014)
Dari sekian banyak kegiatan yang dibuat Pemda Kab. Karo, ada beberapa momen yang menghebohkan Kota Kabanjahe antara lain :
Pawai Anak
Acara pawai anak adalah sebuah acara yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat Kota Kabanjahe. Acara yang diadakan  setiap tanggal 14 Agustus ini seakan memulai gelora hari kemerdekaan di Kota Kabanjahe. Dalam kegiatan ini, para pelajar PAUD, Sekolah TK,  dan SD mewarnai Kota Kabanjahe melalui  pawai keliling Kota Kabanjahe diiringi dengan parade marching band, becak hias, pawai anak-anak dengan pakaian profesi, serta pawai anak-anak dengan pakaian adat.
Adapun rute pawai anak tahun 2014 ini yaitu : Lapangan parkir Pajak Singa – Jalan Rakoetta Brahmana – Jalan Kapten Bangsi Sembiring – Jalan Veteran – Rumah dinas Bupati Karo – Taman Makam Pahlawan Kabanjahe. Peserta pawai anak yang kali ini terdiri dari 48 sekolah (PAUD, TK dan SD) dimana sebagian besar siswa diikutsertakan membentuk barisan yang sangat panjang. Jumlah peserta pawai diperkirakan mencapai 10 ribu orang, dengan panjang barisan … (saya tidak bisa bayangkan barisannya seberapa panjang, yang pasti sangat panjang). Para penonton pun memadati kiri dan kanan jalan yang dilalui peserta pawai. Tidak heran,  walau acara yang dimulai  sejak pukul  9 pagi pun selesainya bisa  sampai sore hari.

Saya pribadi sangat antusias menyaksikan pawai anak karena ini sangat istimewa. Kita bisa melihat kemampuan anak-anak SD peserta marching band  yang terampil dan lincah dalam memainkan alat-alat musik marching band walaupun sangat berat, mereka menghasilkan music yang indah, bersemangat dan membahana di langit Tanah Karo. Para penari yang lucu dan anggun serta para mayoret (sebutan untuk pemimpin marching band) yang selalu menarik perhatian,  mereka juga mengenakan kostum yang menarik dan lucu, ditambah lagi gaya  mereka memang lucu-lucu dengan tingkah anak-anaknya.
Biasanya parade marching band SD juga masih ikut serta dalam pawai 17 Agustus, tetapi beberapa  tahun ini sudah tidak diikutkan lagi untuk memperpendek barisan pawai 17 Agustus.
Kegiatan pawai anak ini juga sangat diminati oleh anak-anak. Ikut serta dalam parade marching band, mengenakan pakaian adat, pakaian profesi  ataupun naik becak hias menyisakan kesenangan tersendiri bagi anak-anak, serta adalah kebanggaan bagi orang tua ketika melihat anaknya menjadi anggota marching band  dan berada dalam barisan parade pawai anak. Walaupun sebenarnya untuk menjadi anggota marching band tidak hanya butuh kemampuan yang baik, tetapi kecukupan dalam ekonomi mengingat biaya kostum dan segala perlengkapannya yang tidak murah. Di Tanah Karo, pada umumnya semua sekolah (kecuali Paud dan Sekolah TK), memiliki marching band masing-masing. Maka, Bulan Agustus adalah bulannya marching band, setiap sekolah sudah berlatih jauh hari sebelum 17 Agustus, dan setiap tahun pun diadakan perlombaan marching band.
Pawai Obor (Taptu)

Pada 16 Agustus malam, Kota Kabanjahe membara. Pawai Obor menerangi jalan-jalan di Kota Kabanjahe. Adapaun rute pawai obor tahun ini dimulai dari Lapangan Sekolah Yayasan GBKP Kabanjahe-Simpang VI-Jalan Kapten Selamat Ketaren-Jalan Letnan Mumah Purba-Jalan Kapten Bangsi Sembiring-Tugu Bambu Runcing-Jalan Veteran-Depan Rumah Dinas Bupati Karo-Makan Pahlawan Kabanjahe. Pawai yang diirngi dengan derai hujan tak menyurutkan niat para peserta pawai yang terdiri dari pegawai dari berbagai instansi pemerintah di Kota Kabanjahe (Korpri) , pegawai SKPD, Dharmawanita,  TNI, Polri (Polres Tanah Karo), Kwarcab Pramuka, Organisasi masyarakat,  mahasiswa dan juga para pelajar dari 56 sekolah (SD,SMP, dan SMA) di Kabanjahe. Jumlah peserta pawai diperkirakan mencapai 3000 orang.

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dan Pengibaran Bendera (duplikat) Sang Saka Merah Putih
Akhirnya tibalah pada puncak acara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, yaitu Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI  dan Pengibaran Bendera (duplikat) Sang Saka Merah Putih. Kegiatan Upacara Hari Kemerdekaan di Tanah Karo biasanya dibagi tiap kecamatan. Upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI  dan Pengibaran Bendera (duplikat) Sang Saka Merah Putih di Kecamatan Kabanjahe dipimpin langsung oleh (plt) Bupati Karo Terkelin Brahmana,SH yang bertindak sebagai inspektur upacara,  lalu Lettu. Inf. Putra Iman (Yon 125/S) sebagai Komandan Upacara serta Kapten Inf. M. Sihombing (Kodim 0205 Tanah Karo) sebagai Perwira Upacara.
Upacara seyogyanya dimulai tepat pukul 10.00 wib, namun pengaturan barisan sudah dimulai sejak pukul 8 pagi. Lalu lintas menuju Lapangan Samura tempat upacara diadakan pun menjadi sangat ramai. Bagaimana tidak, peserta Upacara Hari Akbar ini tak kalah ramainya dari kegiatan sebelumnya yaitu terdiri dari para pegawai dari instansi pemerintah, pegawai SKPD Pemda Karo, Korpri, unsur pimpinan daerah, Kodim 0205 Tanah Karo, Yonif 125 Si ‘Mbisa, Polres Tanah Karo, Satpol PP Tanah Karo, Pramuka Kwarcab Karo, Barisan Bhineka Tunggal Ika, mahasiswa dan para pelajar dari 26 Sekolah (SMP dan SMA) beserta masing-masing marching Bandnya. Hadir pula para Veteran Pejuang ’45, Purna Paskibra, dan para Ka. Badan/Dinas/Kantor. Beberapa tahun belakangan ini Pelajar SD tidak diikutsertakan lagi dalam Upacara dan 17 Agustus untuk memperpendek barisan pawai nantinya.

Upacara juga semakin Khidmat dengan keberadaan Paskibra  saat pengibaran Bendera (duplikat) Merah Putih. Usai upacara, peserta upacara melakukan pawai keliling Kota Kabanjahe menuju Rumah Dinas Bupati Karo untuk memberikan penghormatan. Rute pawai 17 Agustus tahun 2014 dimulai dari Lapangan Bola Samura – Jalan Veteran – Jalan Perwira – Jalan Rata Perangin-Angin – Simpang VI – Jalan Kapten Selamat Ketaren – Jalan Kapten Pala Bangun – Jalan Letnan Mumah Purba – Jalan Kapten Bangsi Sembiring – Tugu Bambu Runcing – Jalan Veteran – Depan Rumah Dinas Bupati  Karo – Makan Pahlawan Kabanjahe. 



























Pesta Bazar Monja
Monja adalah istilah untuk barang-barang bekas impor (kebanyakan pakaian bekas, topi, tas, pakaian dalam, jas, jaket, selimut, bantal, dan lain-lain) atau lazim juga disebut Loak oleh masyarakat di Tanah Karo. Pasar Monja memang banyak di Kota Kabanjahe, bahkan ada pasar khusus Monja bernama Pajak Singa (ini hanya nama, di Tanah Karo atau di Sumatera Utara, Pajak adalah sebutan untuk pasar. Sementara Singa adalah nama pasar tersebut, bukan karena ada jualan Singa di pasar itu. saya juga tidak tahu mengapa namanya Pajak Singa). Pada hari  Kemerdekaan, pesta Monja pun tidak mau  ikut ketinggalan. Para pedagang Monja berhamburan di mana-mana, bahkan sampai menggunakan jalan raya. Dan jadilah, Pesta Kemerdekaan pun menjadi Pesta Monja dan perang obral heboh sana-sini. Masyarakat lalu lalang cari sana sini mana yang cocok. Memang Monja di hari kemerdekaan banyak untungnya, banyak diskonnya, tapi banyak juga barang asal jual, makanya harus teliti sebelum membeli. Perang Monja menjadi daya tarik kedua setelah menyaksikan pawai yang mendorong antusiasme masyarakat dari penjuru Tanah Karo menyerbu Kota Kabanjahe di Hari 17 Agustus, dan jadilah Kota Kabanjahe Lautan Manusia.
Banjir Sampah
Usai Pesta 17 Agustus, maka sampah menjadi pemandangan penutup.

Seperti semarakanya semangat Hari Kemerdekaan di Kotaku, kuharap nyala rasa cinta kepada bangsa Indonesia pun tidak hanya sebatas euforia pada hari kemerdekaan saja. Semangat itu, haruslah pula menyala untuk mempertahankan kemerdekaan dengan mengisi hari-hari dengan kegiatan bermanfaat untuk memajukan Indonesia. Sekian…

5 komentar: