Minggu, 29 Juni 2014

[travelista_2] Enjoy Sibolga ; Air Terjun Silak-Lak, Pantai Binasi, dan Tangga Seratus



Peta Tapanuli Tengah
Ini pengalaman saya sekitar 1 tahun lalu saat bersama teman-teman Paduan Suara Gloria melakukan kunjungan ke Sibolga, Tapanuli Tengah – Sumatera Utara. Sebenarnya dulu sudah sempat saya tulis tapi baru sekarang saya publikasikan, hehe (dengan editan seperlunya).Tujuan kami ke Sibolga sebenarnya adalah pelayanan sebagai rangkaian kegiatan Paduan Suara Gloria, tetapi kami menyempatkan untuk sekalian refreshing. Berhubung dana terbatas, maka kami berusaha mencari wisata yang gratis atau setidaknya biaya minim. Oleh karena itu, salah seorang teman yang adalah warga Sibolga merekomendasikan Air Terjun Silak-Lak, Pantai Binasi, dan  Tangga Seratus. Baiklah, saya akan mulai bercerita.



Air Terjun Silak-Lak 

Selamat datang di Air Terjun Silak-Lak
Objek wisata air terjun sering membuat saya penasaran. Sama dengan objek wisata Air Terjun Silak-Lak ini. Saya juga baru mendengar yang namanya Air Terjun Silak-Lak. Saya tidak mendapat banyak informasi tentang detailnya di internet. Sehingga, saya tidak bisa begitu banyak bercerita mengenai identitas detailnya. Yang pasti berkunjung ke Silak-Lak juga meninggalkan kesan yang menyenangkan bagi saya.
Perjalanan sedikit memasuki hutan, bersemangat!
Air Terjun Silak-Lak, berada di Jalan Sibolga-Barus. Jika perjalanan menggunakan bus, menghabiskan waktu sekitar 30 menit dari Kota Sibolga. Untuk menemuinya, harus menempuh perjalanan sekitar 1 km masuk hutan. Hutan yang dilalui tidak begitu seram. Banyak pepohonan, sehingga udara sejuk hutan sangat terasa. Medan yang dilalui tidak begitu ekstrim, walau tidak tertata dengan baik dan agak menanjak. Ini masih jauuuuh lebih gampang dibandingkan perjalanan ke Sipiso-Piso. Jurang yang ada di sebelah kiri (saat masuk) tidak begitu curam. Jalan yang dilalui pun cukup lebar. Perjalanan masuk hutan hanya memakan waktu sampai 10 -30 menit, dan akhirnya bisa bertemu dengan Air Terjun Silak-Lak. Wah, bahagia rasanya mendegar desiran air jatuhan Silak-Lak. Airnya jernih dan dingin. Suasananya tenang dan damai. Saat itu sedang musim kemarau sehingga debit air tidak begitu deras. Namun, tidak mengurangi pesona Air Terjun Silak-Lak.
Horee... This is it, Silak-Lak Waterfall
Berbeda dengan Sipiso-Piso yang tidak memiliki tingkatan, Air Terjun Silak-Lak ini memiliki 2 tingkat. Dan sepertinya lebih pendek dari Sipiso-Piso. Saya tidak mendapat info yang pasti mengenai ketinggiannya. Suasananya sangat tenang. Dikelilingi oleh hutan dengan pepohonan yang asri. Banyak sekali batu yang bertebaran dengan ukuran sangat besar. Uniknya, tepat dibawah jatuhan air, seakan terjadi apa ya.. semacam bias warna menjadi warna kebiruan. Cantik sekali.Teman-teman saya sangat menikmati kesejukan airnya dan puas berenang. Saat itu saya sedang tidak fit sehingga hanya bisa bermain air, sayang sekali. Senang bertemu dengan Anda, Silak-Lak. Anda pun, harus melihatnya sendiri. Ini luar biasa.
Bias warna yang cantik....
Suasana hutan asri dan bebatuan besar di sekeliling air terjun
Pantai Binasi
 
Hello, Pantai Binasi...
Jalan-jalan ke kota Sibolga, identik dengan wisata alam pantai. Jelas karena kota Sibolga merupakan daerah tepi pantai dengan wisata alam pantai sebagai daya tarik utama pariwisatanya. Pada umumnya, wisatawan tahunya Pantai Poncan atau Pantai Pandan yang memang sudah terkenal sebagai ikon pariwisata Kota Sibolga. Namun kali ini kami mencari yang gratis, jadi teman kami menyarankan liburan di Pantai Binasi yang katanya tak kalah indahnya.
Letaknya memang agak jauh dari pusat kota Sibolga. Perjalanan dengan menggunakan bus menghabiskan waktu hampir 2 jam melintasi jalan  besar Sibolga – Barus tepatnya di daerah Sorkam. Perjalanan tidak akan membosankan karena kita akan disuguhi pemandangan pantai yang indah lalu hijaunya hutan di kiri atau kanan jalan. 

indahnya Pantai Binasi
Angin sepoi-sepoi yang lembut menyambut kedatangan kami saat tiba di lokasi. Kesan pertama adalah : Kereeen… Indah sekali. Hamparan laut biru yang luas, ombak yang berkejar-kejaran, langit biru yang lembut dan pasir putih yang halus. Tepat sekali kedatangan kami waktu, cuaca sedang bagus sekali, cerah, agak panas sih, tapi tidak begitu masalah karena menjadi pemandangan hari itu sempurna. 
Pantai Binasi, kereenn...
horee, kami senang sekali di Pantai Binasi
Wah, rasanya ingin langsung nyebur dan bermain di antara ombak yang berkejar-keran itu.. indah dan penuh semangat. Menurut teman-teman dari OMK (Orang Muda Katolik) Sibolga yang mengajak kami ke Binasi ini,  pantai ini biasanya ramai dikunjungi saat akhir pekan tapi saat itu kami beruntung karena bukan hari libur umum, jadi suasana sepi sehingga kami bebas menikmati pantai dan kebersamaan sambil memangggang ikan segar khas Sibolga… 
terimakasih Tuhan, Pantai Binasi sungguh luar biasa
Wah, ini liburan yang sangat sempurna untuk melepas kepenatan. Ini catatan baru untuk jadwal jalan-jalan kalian ya, walau belum ternama, tapi Pantai Binasi menyajikan keindahan yang tak kalah bernama.
 
Tangga Seratus
 
Tangga Seratus
Tangga Seratus dari atas
Pada suatu sore, saat ada waktu luang kami berjalan-jalan ke sebuah tempat yang namanya Tangga 100.  Kata teman saya, ini bukan wisata yang luar biasa, namun Tangga Seratus sudah lumayan dikenal di Sibolga. Katanya sih sekedar tempat nongkrong saja. Karena tidak begitu jauh dari penginapan kami waktu itu, jadi kami tetap pergi. 

Jadi, pintu masuk Tangga Seratus berada tepat di sisi utara simpang tiga Bank Mega (Jalan SM Raja dengan Jalan Brigjen Katamso) Kota Sibolga. Tangganya biasa saja sih, hanya memang sedikit lebih curam, mungkin kemiringan lebih dari  45o  maka harus sedikit berhati-hati memang. Untuk membuktikan kebernaran nama Tangga Seratus, kami pun mulai menghitung. Ternyata jumlah anak tangganya lebih dari 100, ada sekitar 270 anak tangga (kalau saya tidak salah, hehe. Kalau salah mohon dikoreksi ya..).
sampai di puncak Tangga Seratus

 





Setiba di atas, kami juga masih tidak menemukan sesuatu yang istimewa. Kami menemukan sebuah bangunan. Kami kurang tahu bangunan apa, mirip benteng (hanya mirip) dan ada tulisan Tangga Seratus. Ternyata oh ternyata, saat kami berbalik, kami menemukan sebuah pemandangan istimewa. Kami melihat laut , atau bisa Jadi itu Teluk Sibolga ; Tapian Nauli.  Rona kemerahan senja menghiasinya, matahari akan tenggelam. Ini istimewanya Tangga Seratus ini. 
pemandangan Teluk Tapian Nauli dari Tangga Seratus di sore hari
pemandangan Teluk Tapian Nauli menjelang malam
Sampai Jumpa Tangga Seratus...!!





Untuk jalan pulangnya, sebenarnya ada alternatif jalan memutar menyusuri jalan setapak ke arah timur (arah kanan dari tangga) yang  cukup panjang menyusuri bukit. Namun, karena hari  menjelang malam, kami pun memutuskan melewati tangga yang sama. 
Masih banyak yang belum kami jalani di Sibolga, masih banyak yang ingin kami jalani terutama si Pulau Murshala yang kabarnya sangat tersohor itu. Maka suatu hari nanti, saya akan datang dan datang lagi.




Kamis, 26 Juni 2014

[travelista_1] Wonderfull Sipiso-Piso


Sipiso-Piso dari kejauhan
  Wisata alam tak pernah lekang oleh waktu. Alam selalu menyajikan keindahan yang tidak bisa ditandingi oleh apa pun. Ia juga selalu menyisakan rindu. Dan saat rindu itu tiba, inilah yang terjadi. Untuk yang ke-5 kalinya aku kembali ke tempat ini, air terjun Sipiso-piso; melepas rindu. Perjalanan menikmati alam  tidak pernah terasa “biasa” bagi saya. Perjalanan kali ini tidak kalah istimewanya dengan yang sebelumnya. Bersama 5 orang teman saya yang sudah datang dari jauh ingin merasakan percikan air yang jatuh dari ketinggian 120Meter, yang tajam, seakan tertusuk pisau hingga menyentuh hati (wah, maaf.. penyakit lebay saya kambuh, hehe).  Mungkin itu pula yang menjadi alasan mengapa nama air terjun ini Sipiso-piso.Sesungguhnya sebuah perjalanan menjadi istimewa, tidak hanya karena tujuannya. Tetapi terutama adalah dengan siapa kita berjalan. Dan mereka, teman-teman saya adalah istimewa karena saya sebagai warga Tanah Karo tercinta dengan bangga memperkenalkan mereka dengan salah satu karya Tuhan yang luar biasa di kampung halaman ini : Air Terjun Sipiso-Piso, kebanggaan Tanah Karo. 
Air Terjun Sipiso-Piso adalah salah satu air terjun yang mendapat peringkat tiga sebagai air terjun tertinggi di Indonesia menurut http://forum.kompas.com/travel/78950-foto-12-air-terjun-tertinggi-dan-terindah-di-indonesia.html. Air Terjun dengan ketinggian 120Meter ini berada di Desa Situnggaling, Kec.Merek, Kab. Karo, Sumatera Utara. Dari Kota Kabanjahe (Ibukota Kab. Karo) waktu tempuh yang diperlukan sekitar 45 menit – 1jam dengan menggunakan angkutan umum  mini bus (nama angkutan dengan rute sampai lokasi ini adalah Bintang Karo).  Selain angkutan umum, dapat pula menggunakan kendaraan pribadi ataupun bus. Transportasi juga didukung dengan jalan raya dalam kondisi baik.

cantiknya Danau Toba
Saat tiba di lokasi, maka mata akan segera disuguhkan dengan panorama indahnya Danau Toba yang terlihat bak lukisan terpampang nyata cetar membahana menghentak-hentak jiwa. Maaf, kata-kata saya memang agak berlebihan. Ya, tapi saya mengatakannya dengan jujur karena itu sesuai dengan eksotisme panorama keindahan Danau Toba ini yang memang luar biasa.  Kalau tidak percaya, datang saja ke lokasi, hehe. Setelah jantung anda tersentak dengan suguhan pembuka, maka saatnya main menu : Sipiso-Piso. Rasakan desiran airnya memangil Anda untuk segera turun.

enjoy the trip
Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan menurun dengan menapak anak tangga satu persatu. Turunannya tidak beraturan. Ada yang datar-datar saja, ada yang bahkan sangat curam. Berbeda dengan 3 tahun lalu terakhir saya ke sini, saya melihat sudah ada perbaikan fasilitas penambahan pegangan dan anak tangganya pun sudah lebih baik, sehingga kita tidak perlu begitu khawatir saat berjalan walau tetap harus hati-hati. Jalan yang dilalui lumayan panjang dan berliku. Namun, medan yang dilewati tidak begitu suram karena lokasinya di alam terbuka, maksud saya tidak masuk hutan seperti lokasi air terjun kebanyakan. Di kiri kanan jalan hanya diapit oleh semak, dan tidak begitu banyak pohon namun harus berhati-hati karena lebar jalan tidak lebih dari 1meter dan harus waspada terhadap jurang yang curam di sebelah kanan atau kiri. Sebenarnya tidak begitu sulit melalui medan ini, hanya perlu hati-hati dan gunakan alas kaki dengan permukaan kasar agak tidak tergelincir. Waktu yang kita butuhkan untuk sampai di dasar bisa saja sekitar 15 menit, paling lama sih 30 menit hingga akhirnya, air terjun Sipios-Piso pun dihadapan Anda.
     Gemuruh dan percikan airnya pun menyapa para pengunjungnya dengan ramah, dengan riang, dengan bahagia. Sekarang semakin mudah lebih dekat ke bawah air terjun karena memang sudah dibuat jalan yang baik, kalau dulu sih masih melalui batu-batuan licin dan tidak beraturan. Ke Sipiso-piso kalau tidak merasakan percikan airnya, itu bohong. Jadi, jangan ragu, segera melangkah mendekat padanya, di bawah kaki Air Terjun Sipiso-Piso.  Rasakan percikan airnya yang bening, segar, dan menyejukkan sampai ke hati Anda. Eits, jangan lupa berfoto. Abadikan momen kebersamaan dengan alam. Lalu teriaklah. Hati-hati, jangan terlalu kencang, nanti suara Anda parau. Begitu, maka akan terasa puasnya menyapa Sipiso-Piso, dan disapa alam Sipiso-piso. Kalau ingin lebih puas, boleh juga sekalian berenang. Brrrr… dinginnn… segarrr…
Wonderfull Sipiso-Piso
Nah, perjalanan selanjutnya : naik = mendaki. Wah.. ini nih yang paling berat karena akan sangat menyiksa betis dan paha. Perjalanan mendaki biasanya lebih lama, sekitar 30 menit - 45 menit atau bisa jadi lebih lama, hehe. Tapi, nikmati saja. Rasakan pula nafas yang menderu dengan cepat, berdesah tak karuan serta percepatan aliran darah Anda. Kalau lelah,  pandang Danau Toba, rasakan gemuruh Sipiso-Piso memberi semangat atau silahkan berfoto lagi ; dan  lelah pun  seakan tak pernah ada. Setiba di atas, jangan lupa beli souvenir, untuk kenang-kenangan… (bukan promosi loh ya, hanya mengingatkan).
Dari beberapa kali saya ke tempat ini, selalu saja ramai pengunjung. Bahkan tak jarang pengunjung datang dari tempat yang jauh beserta rombongannya;  dengan bus besar, banyak pula orang tua yang  mengajak anaknya yang masih kecil untuk ikut turun. Jadi, tidak perlu takut akan sendirian melakukan perjalanan ini. Oh iya, lokasi ini juga cocok sekali melakukan sesi foto prewedding atau foto-foto kenangan lainnya. Asalkan disesuaikan dengan posisi pengambilan gambar pada spot yang tepat, serta kamera yang tepat. 
Aku dan Sipiso-Piso (Uuhh Yeah...)
Akhirnya, rindu saya terobati. Tetapi saya, masih tetap ingin kembali, nanti bersama teman-teman istimewa lainnya. Nah,  Anda, kapan ke sini?
we enjoy Sipiso-Piso
Yihaa... great moment... 


Sampai jumpa!!

Rabu, 25 Juni 2014

[P4GN_3] Rehabilitasi, Karena Pecandu Narkoba adalah Pasien



Penjara atau hukuman kurungan adalah salah satu bentuk konsekuensi yang harus diterima bagi pelaku  kriminalitas atas perbuatan melanggar hukum yang ia lakukan. Tujuannya tentu saja membuat jera pelaku  serta menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Namun, bagaimana dengan  korban penyalahgunaan narkoba, apakah mereka juga termasuk pelaku  kriminal yang harus dipenjara?
Penyalahgunaan narkoba adalah sebuah kejahatan. Menurut pemahaman saya, dalam hal kejahatan narkoba ini, ada 2 jenis peran utama yang terlibat antara lain : produsen/bandar (produksi illegal narkoba) dan distributor (pengedar). Serta disisi lain, ada yang namanya konsumen (pemakai/pembeli). Akar masalah narkoba menurut saya, berasal dari para produsen/bandar (illegal) dan distributornya (pengedar). Kalau tidak ada mereka yang menyalahgunakan produksi dan penjualan gelap narkoba, maka tidak akan ada yang beli. Bagaimana timbulnya pembeli juga termasuk di dalam lingkaran Bandar dan pengedar, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Yah, Saya tidak tahu pasti bagaimana seseorang akhirnya menjadi konsumen narkoba. Yang pasti, timbullah pembeli (konsumen/pemakai). Namun tetap saja ada kaitan antara supplay dan demand. Penawaran terjadi karena ada pembelian, dan sebaliknya. Kejahatan narkoba adalah sebuah jaringan yang kuat. Harus diputus satu per satu. Maka, produksi dan peredaran gelap narkoba adalah tindakan kriminal, pelakunya harus ditangkap dan dikenakan sanksi yang berat. Sementara konsumen (pembeli/pemakai) adalah bagian yang harus diselamatkan, mereka adalah korban. Kemudian, melakukan tindakan pencegahan kepada masyarakat yang belum terkena penyalahgunaan narkoba.
Keberadaan narkoba dilindungi oleh negara dengan mengacu pada UU no. 35 tahun 2009 yang mengatur ketersediaannya dan tujuan penggunaannya terutama untuk kebutuhan medis. Hal itu karena narkoba memang penting dalam keperluan medis. Coba saja tidak ada obat bius, sebuah pembedahan bisa menjadi sangat sulit dilakukan. Namun, tetap saja setiap obat memiliki aturan tersendiri dan tubuh memiliki daya toleran terhadap obat yang diterima. Narkoba ibarat pisau bermata dua, maka  UU No. 35 tahun 2009 tersebut juga mengatakan akan menindak produksi dan distribusi illegal serta konsumsi narkoba untuk kalangan pribadi.
Pada umumnya, “katanya” korban menyalahgunakan narkoba, bukan karena desakan kebutuhan hidup ; kebanyakan karena coba-coba, mencari cara cepat lari dari masalah. Katanya, dalam sesaat reaksi narkoba bisa membuat mereka merasa fly (kesenangan sesaat).  Yang lebih kasihan adalah mereka yang terjerumus akibat dijebak teman-teman mereka karena salah pergaulan. Ketergantungan pun mengakibatkan narkoba menjadi kebutuhan mereka. Bukan, lebih dari itu. Narkoba jadi  ibarat nyawa. Tidak pake, berarti mati.
Setiap orang berhak terhadap dirinya sendiri. Berhak melakukan apa saja dalam menentukan hidupnya, termasuk bunuh diri. Ya, bunuh diri boleh saja dilakukan oleh siapa saja. Tidak ada hukum yang melarang, kecuali jika orang tersebut masih takut akan Tuhan. Ini menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, dan tanggung jawabnya di akhirat nanti. Maka, menyalahgunakan narkoba juga sama halnya dengan bunuh diri.. Karena akibatnya pada diri sendiri sama saja dengan mati, mati secara perlahan. Tapi pasti mati jika tidak segera berhenti dan rehabilitasi. Jadi, boleh-boleh saja sih  seseorang menyalahgunakan narkoba untuk kesenangannya. Itu pendapat saya secara logika. Sehingga, menyalahgunakan narkoba itu bukan kriminal, dong. Ya, setiap orang berhak melakukan apa saja terhadap hidupnya termasuk menghancurkan hidupnya.
Silahkan hancurkan hidup anda, tapi jangan hidup orang lain. Korban penyalahguna narkoba bisa menghancurkan hidup orang lain, karena ia hidup di dalam masyarakat. Kita tentu masih ingat dengan kisah supir maut Apriyani atau tragedy di tugu tani. Akibat mengendarai mobil dalam pengaruh alkohol dan narkoba, sembilan orang tewas dalam sekejap. Anehnya, si supir maut malah sangat tenang dan santai melihat ia telah menghilangkan nyawa 9 orang. Dalam waktu bersamaan ia tidak hanya sebagai korban penyalahgunaan narkoba, tetapi sekaligus sebagai kriminal. Ia pun telah menghancurkan hidup banyak orang. Kesembilan orang tersebut meninggalkan segala harapan dan cita-citanya di dunia, dan keluarganya kehilangan harapan hidup mereka bersama para korban. Apriyani, sang penyalahguna narkoba sesungguhnya telah menghancurkan hidupnya, dan juga banyak orang lainnya. Ia pun harus menerima sanksi hukuman penjara sebagai ganjaran perbuatan kriminalnya.
Penyalahguna narkoba sakit. Sakit pada fisik dan psikisnya. Mereka adalah pasien yang butuh perawatan intensif dan khusus. Mereka butuh bukan hanya sekedar obat jasmani, tetapi obat rohani dalam bentuk cinta, perhatian, kasih sayang, dan peneguhan iman. Mereka, ibarat mayat yang bergoyang dari saat ke saat (dalam puisi Ismail Marzuki). Mereka seperti mayat, tapi masih bernafas. Mereka bernafas, tapi jiwanya sekarat. Mereka harus ditolong, segera. Mereka bukan penjahat yang harus dikurung karena merugikan masyarakat, mereka merugikan diri mereka sendiri. Mereka adalah pasien yang terancam menjadi penjahat jika tidak disembuhkan. Maka, rehabilitasi, demikian metode pengobatan untuk sakit yang satu ini. Mereka butuh rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Rehabilitasi adalah hukum yang akan menyelamatkan mereka sementara penjara hanya akan menyisakan derita berlipat terhadap apa yang telah mereka alami. Mereka adalah pasien yang butuh perawatan dan perlindungan. Korban harus segera diselamatkan sebelum mereka menjadi pelaku kriminal dan menghancurkan hidup orang lain.
 
Saya yakin tidak ada yang mau terjerumus ke dalam narkoba. termasuk orang-orang yang telah menjadi korban penyalahguna itu, pun sesungguhnya tidak mau larut dalam situasi itu. Awalnya mungkin hanya coba-coba saja, penasaran saja, ingin lari dari masalah sebentar saja, takut dianggap tidak gaul saja, dan berbagai sebab lainnya yang intinya untuk sesaat saja. Kenyataannya menggunakan narkoba akan merasuk saraf, dan menjadi ketergantungan. Akibat ketergantunganlah seseorang seakan dikendalikan oleh narkoba, yang membuat  otak mereka selalu minta narkoba lagi, lagi, dan lagi.
Sayang sekali bila ada orang yang jadi budak narkoba. Padahal jika itu tidak terjadi,  ia bisa memiliki masa depan yang baik. Dan yang lebih disayangkan lagi jika para koraban penyalahgunaan narkoba itu mati sia-sia, apalagi mati di penjara akibat penyalahgunaan narkoba. Kalau mereka direhabilitasi, dan diberi semangat serta pelatihan, bukan mustahil mereka bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, yang bermanfaat, dan terutama berkontribusi pada negara. Jika mereka sembuh, mereka juga bisa menjadi motivator agar orang lain juga menjauhi narkoba, dan bisa juga memberi semangat pada korban lainnya agar memberikan dirinya direhabilitasi. Banyak juga korban penyalahguna narkoba ini yang bersembunyi. Entah karena masih belum merasakan sekali efek negatifnya, atau karena masih bisa menahannya, entah pula karena malu, atau yang lebih parah sudah pasrah pada kondisinya. 
Korban penyalahguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara. Bayangkan, saat ini korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang. JIka mereka menjadi penghuni baru penjara, apa yang akan diperoleh negara. Tapi, apa benar penjara di Indonesia masih siap  menampung para korban penyalahgunaan narkoba ini? Untuk saat ini saja penjara banyak yang bermasalah karena penghuni melebihi jumlah kapasitas yang ditetapkan, fasilitas tidak memadai, dan sebagainya. Jika dipenjara, pasti beban negara untuk biaya hidup para tahanan pun meningkat. Lebih baik dana itu digunakan sebagai dana rehabilitasi korban. Itu belum memikirkan bagaimana hidup para korban ini kedepannya. Sesungguhnya, nama asli penjara adalah lembaga pemasyarakatan yang gunanya untuk memasyarakatkan kembali orang-orang yang telah melakukan perbuatan menyimpang dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, supaya jera dan bisa kembali ke masyarakat lagi dengan baik. Namun, tidak semua kondisi penjara bisa melakukan hal itu. Penjara bahkan menjadi pasar potensial baru bagi para bandar dan pengedar narkoba, akibat seringnya pengawasan yang kendur. Sehingga, jika para korban penyalahgunaan narkoba ini dimasukkan ke penjara, sama saja menjatuhkannya ke lembah yang lebih dalam. Mereka akan dua kali menderita, dan hasilnya kondisinya akan lebih parah. Negara di dalam Pembukaan UUD’45 memiliki tugas dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah negara Indonesia. Korban penyalahguna narkoba ini pun masih memiliki hak untuk dilindungi.
Saya setuju korban penyalahgunaan narkoba harus dibuat jera. Mereka salah. Kenyataannya mereka sakit dan harus diselamatkan. Saya yakin, proses rehabilitasi juga bukanlah sebuah proses yang nyaman bagi mereka. Mengalami masa “putus zat” akan sangat membuat mereka menderita. Sehingga mereka bisa merasakan 2 kali derita menjadi penyalahguna narkoba, selama memakai dan selama rehabilitasi. Namun pada derita kedua, mereka akan merasakan hasil yang lebih baik. Anggap saja sebagai hukuman penjaranya, berikan sanksi pembatasan ruang gerak sebagai tahanan rumah (setelah selesai pengobatan) lalu, berikan sanksi bila memakai narkoba lagi.
Semua orang berhak memiliki masa depan, termasuk para korban penyalah guna narkoba. Semua orang harus memiliki harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Penyalahgunaan narkoba memang sebuah kesalahan. Namun, pasti ada cara untuk memperbaiki kesalahan itu sehingga para korban penyalahgunaan narkoba pun layak mendapat harapan untuk sembuh dan menata kembali hidupnya . Oleh karena itu, para pecandu narkoba sangat diharapkan mau direhabilitasi demi penyelamatan masa depan generasi bangsa.  Peran cinta keluarga para korban juga sangat penting untuk mendorong kesembuhan dan dalam membawa para korban untuk direhabilitasi.
Pada tanggal 26 Januari 2014 BNN melakukan sebuah langkah baik dalam penyelamatan ini, yaitu menetapkan tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan para korban penyalahgunaan narkoba. Langkah tegas dengan mengusung misi ““Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara” juga didukung para pejabat terkait antara lain Kapolri Jenderal Sutarman, Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Sudjarno, dan sejumlah pejabat Polri lainnya, Ketua DPD Irman Gusman, serta Ketua DPR, Marzuki Alie. Semoga sinergi tersebut dapat menciptakan kerja sama yang baik dalam program penyelamatan korban penyalahgunaan narkoba dan dalam menegakkan hukum yang adil terkait kejahatan narkoba di Indonesia.
Ayo Bersemangat!! Saya, Kamu, KITA adalah DUTA ANTI NARKOBA!!