Senin, 07 Juli 2014

Peraturan Baris Berbaris ; Karena Melangkah (Harus) Indah

          Mulai kelas 1 SD sebenarnya sudah diajarkan berbaris, namun masih dalam tahap yang sangat sederhana, sekedar lencang depan dan meluruskan barisan. Lalu, dari kelas 4 SD kami perlahan diajarkan mengenai Peraturan Baris-Berbaris ini dalam pelajaran Olahraga sebagai persiapan untuk upacara bendera.  Tidak berhenti sampai di situ, di bangku SMP dan SMA pun ternyata masih ada pelajaran mengenai Peraturan Baris-Berbaris walau hanya beberapa kali jam pelajaran. Sering juga ada perlombaan baris berbaris menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Saya sebenarnya tidak terlalu suka dengan pelajaran yang satu ini karena menurut saya Peraturan Baris Berbaris membuat pergerakan menjadi kaku, tidak nyaman, dan sulit.
Saya memang kurang suka pelajaran PBB, tetapi ketika perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, saya paling suka dengan penampilan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).  Melihat Paskibra yang bergerak dengan langkah-langkah serentak, teratur, harmonis, dan pasti membuat saya terkesima dan  sulit melepaskan pandangan dari awal  sampai akhir pengibaran bendera. Ternyata penampilan mereka yang memukau itu adalah berkat  pelajaran PBB. Saya sering ingin bergabung dengan mereka saat SMA, itu salah satu keinginan terbesar saya. Namun, mengingat kelemahan saya, saya mengurungkan niat.
Sebulan lalu saya mengikuti Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) prajabatan CPNS Golongan III dalam sebuah instansi pemerintah. Dalam kegiatan tersebut, kami tidak hanya dibekali dengan pendidikan mengenai PNS yang sungguhan (sesungguhnya) tetapi ada pula pelajaran tentang PBB.  Untuk pertama kali saya antusias dalam mengikuti pelajaran ini. Adapun tujuan pelajaran PBB dalam kaitannya dengan Diklat CPNS adalah untuk melatih kedisiplinan. 
 
Kami diajari oleh beberapa Polisi dari SPN Lido dengan menggunakan aturan Perdaspol (Peraturan Dasar Polisi). Pertama kami diajari secara teori di kelas yang kemudian dilanjutkan dengan praktek baris-berbaris di lapangan.  Teorinya, pelajaran PBB itu terdiri dari 2 bagian yaitu : gerakan di tempat dan gerakan berjalan.
·         Gerakan di tempat antara lain :
o   Sikap sempurna
Sikap Sempurna identik dengan posisi siap. Maka aba-aba yang menuntun ke posisi ini adalah Siap Grak. Dalam posisi berdiri siap (sempurna) maka badan berdiri tegak, tumit kaki bertemu dan ujung kaki dibuka membentuk sudut 450. Tujuannnya adalah agar  kaki mampu berdiri lebih kuat dan lama. Lalu dagu agak maju, dada dibusungkan, posisi tangan lurus di samping badan mengikuti garis jahitan rok atau celana, dan jari dikepal. Untuk duduk siap, posisi berada dalam keadaan duduk di kursi. Lalu badan tegak (dada dibusungkan),  tangan diletakkan di pangkuan (paha) dan jari tidak dikepal dengan posisi telapak tangan telungkup. Posisi saat  mendengar aba-aba berdiri, setelah menjawab "siap" maka peserta mengentakkan kaki lalu berdiri. Perlu diingat, ketika berada dalam posisi siap aturan utamanya adalah yang boleh dilakukan hanya bernafas dan berkedip. Maka dalam sikap sempurna ini peserta baris terlihat berwibawa, tangguh, dan percaya diri. Wah, oke punya deh..
o   Lencang depan
Lencang depan digunakan untuk mengatur jarak antara peserta dengan peserta yang di depannya. Lencang depan dilakukan dengan merentangkan  lengan kanan ke arah bahu peserta  yang didepannya dan jaraknya ditambah dua kepalan tangan. Gerakan ini disertai dengan meluruskan barisan. Lencang depan dilakukan oleh barisan paling kanan saja, kemudian barisan lain mengikuti meluruskan barisan.
o    Lencang Kanan
Lencang kanan digunakan untuk mengatur jarak antara posisi peserta yang satu dengan yang di sebelah kanan dan kirinya. Ukuran jaraknya adalah dengan merentangkan satu lengan ke arah kanan peserta menyentuh bahu peserta di sebelah kanannya. Gerakan ini disertai dengan melurukan barisan. Lencang kanan dilakukan oleh barisan paling depan saja sementara yang lain hanya meluruskan barisan.
o   Setengah Lengan Lencang Kanan
Setengah lengan lencang kanan digunakan untuk mengatur jarak antara posisi peserta yang satu dengan yang di sebelah kanan dan kirinya sejauh setengah lengan dengan membuat posisi tangan di pinggang dan sekaligus merapikan barisan. Setengah lengan lancang kanan hanya dilakukan barisan paling depan saja, sementara barisan yang lain merapikan barisan.
o   Berhitung
Berhitung berguna untuk mengetahui jumlah peserta dalam barisan. Ketika ada aba-aba berhitung  maka peserta barisan paling depan melakukan penghitungan yang dimulai dari barisan paling kanan. Berhitung hanya dilakukan oleh barisan paling depan, kemudian jumlah peserta kemudian dihitung dengan mengalikan jumlah peserta hasil hitungan barisan pertama dengan jumlah banjar/sab barisan. Jumlah keseluruhan peserta dilaporkan oleh peserta barisan belakang paling kiri.
o   Hadap kanan
Aba-aba hadap kanan berguna untuk mengubah posisi barisan menghadap ke kanan (bergeser 900   ke kanan dari posisi semula). Untuk mengubah posisi ini langkah pertama adalah menempatkan kaki kiri di ujung kaki kanan kemudian kaki kanan diputar menghadap kanan, lalu tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450 .
o   Hadap Kiri
Aba-aba hadap kiri berguna untuk mengubah posisi barisan menghadap ke kiri(bergeser 900   ke kiri dari posisi semula).. Untuk mengubah posisi ini langkah pertama adalah menempatkan kaki kanan di ujung kaki kiri kemudian kaki kiri  diputar menghadap kiri, lalu tumit kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450 .
o   Hadap Serong Kanan/Kiri
Tidak jauh berbeda dengan hadap kanan/hadap kiri, hadap serong kiri juga perintah untuk mengubah posisi barisan menyerong ke kanan atau ke kiri (bergeser 450  ke kanan dari posisi semula). Untuk melakukan  serong kanan misalnya, kaki kiri diletakkan di ujung kaki kanan lalu  tumit kaki kanan diputar menyerong kanan (perputaran posisi seitar 450 ke kanan dari semula). Terakhir, tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450 . Demikian juga kebalikannya untuk melakukan serong kiri.
o   Balik Kanan
Balik kanan adalah perintah untuk mengubah posisi berdiri berlawanan arah dari posisi sebelumnya atau bergeser sejauh 1800 dari posisi semula. Untuk melakukannya maka kaki kiri diletakkan di ujung kaki kanan lalu tumit kaki kanan diputar sejauh 1800 ke kanan lalu terakhir kaki tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan dengan jarak kedua ujung kaki tetap 450.
o   Istirahat di Tempat
Posisi istirahat di tempat sebenarnya bertujuan untuk merilekskan peserta baris. Namun istirahat/rileks dalam hal ini tetap terikat aturan. Maka, posisi istirahat yang dimaksud adalah dari posisi siap kaki dibuka selebar bahu, dan kedua tangan diletakkan di pinggang belakang dengan tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri. Tetap saja, walau katanya istirahat, dalam posisi ini yang boleh dilakukan adalah hanya bernafas dan berkedip. Namun saat menyambut salam dari Pembina upacara, maka peserta harus bersiap dulu kemudian menjaba salam lalu kembali ke posisi istirahat. 
·         Gerakan berjalan antara lain :
o   Maju Jalan
Maju Jalan adalah sebuah perintah untuk melangkah ke depan. Langkah pertama adalah fokus maju jalan. Langkah pertama harus tegas yang ditunjukkan dengan kaki kiri yang lebih dulu melangkah dengan menghentak tegas dan pasti yang diikuti dengan tangan kanan juga diayun ke depan dengan pasti dan tegas, sementara tangan kiri ke arah sebaliknya. Untuk langkah selanjutnya adalah langkah biasa, namun tetap terarah ke depan dengan yakin dan pasti, namun kaki dan tangan bergerak santai (tidak dihentak), begitu seterusnya hingga aba-aba berhenti.
o   Hadap Kanan/Kiri Maju Jalan
Perintah hadap kanan/kiri maju jalan adalah gabungan dari perubahan posisi barisan ke kanan atau ke kiri yang kemudian dilanjutkan dengan maju jalan. Cara melakukannya, ya gabungkan saja perintah hadap kanan/kiri dengan maju jalan seperti yang sudah saya uraikan di atas.
o   Balik Kanan Maju Jalan
Perintah balik kanan maju jalan adalah gabungan dari perubahan posisi barisan 1800   berlawanan arah dari posisi semula  yang kemudian dilanjutkan dengan maju jalan. Cara melakukannya, ya gabungkan saja perintah balik kanan dengan maju jalan seperti yang sudah saya uraikan di atas.
o   Jalan di Tempat
Jalan di tempat menurut saya sama artinya dengan melangkah di tempat namun tetap dengan posisi yang indah dimana kaki kiri dan kanan secara bergantian diangkat setinggi pinggang sementara kedua tangan dengan posisi siap di samping badan dan jari tangan dikepal.
o   Langkah Tegak Maju Jalan
Langkah tegak maju jalan adalah bentuk kebalikan dari maju jalan. Jika maju jalan memiliki kesan agak santai, maka langkah tegak maju akan kelihatan sangat kaku dan berat dengan langkah yang berderap tegas. Ya, itu karena dari awal hingga akhir langkah tegap maju merupakan langkah tegas dan yakin yang ditandai dengan hentak kaki dengan gerakan tangan yang bergerak kaku dan lurus secara bergantian, sama seperti di langkah awal maju jalan namun, dalam langkah tegak maju posisi tetap seperti langkah pertama maju jalan. Gerakan melangkah yang satu ini biasanya dilakukan untuk kondisi yang terkesan “sakral”, contohnya saat membawa Bendera Merah Putih. Biasanya ketika melihat barisan ini, jantung juga ikut berderap karena terkesima (hehe).
 
o   Berhenti
Ketika mendengar aba-aba berhenti, ya peserta disuruh berhenti melankah. Maka ada hitungannya pula untuk berhenti. Tidak serta-merta berhenti. Biasanya 1 langkah setelah aba-aba berhenti kemudian diakhir dengan kaki yang satu lagi menutup langkah.
o   Belok Kanan/Kiri Jalan
Belok Kanan/Kiri Jalan adalah perubahan posisi ke kanan atau ke kiri (berbelok) sembari berjalan.
o   Bubar Jalan
Bubar jalan merupakan sebuah pemberitahuan bahwa kegiatan apel (berbaris) telah selesai dilaksanakan dan peserta baris diharapkan untuk membubarkan barisan. Walaupun katanya bubar barisan, bukan berarti boleh langsung pergi tanpa pamit. Maksudnya, sebelum membubarkan barisan, harus balik kanan dulu dimana sembari balik kanan hingga telah berbailk posisi di dalam hati peserta melakukan hitungan 1 hingga 8 setelah itu baru boleh meninggalkan barisan. 
     
         Mempraktekkan PBB memang tidak semudah membaca nama perintah yang akan dilaksanakan. Terkadang saya mengguman dalam hati, “ini kok perintahnya ambigu”. Contohnya, saat aba-aba istirahat di tempat, harusnya kan boleh makan-makan sambil ngeteh atau minum kopi, eh ini kok posisinya tetap berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu dan tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri di pinggang belakang, dan tetap tidak boleh gerak bebas, hanya bernafas dan berkedip (nah loh??). Lalu, ketika dalam posisi melangkah, ada aba-aba berhenti, tidak serta merta berhenti. Berhenti dilakukan selangkah setelah mendengar aba-aba gerak  diucapkan oleh pemimpin barisan, dan diakhir dengan menutup langkah oleh kaki yang lain. Maka, mendengarkan aba-aba sangat penting agar barisan bisa tetap rapi, seirama, selaras dan kompak.
          Seperti pendapat awal saya, berbaris berdasarkan Peraturan Baris Berbaris ini memang kaku, menyulitkan, tidak nyaman, dan pasti terlintas di dalam benak bahwa “ah ini apa sih, ribet banget gitu” dan mungkin terlalu bertele-tele. Tetapi hasilnya apa, ya sebuah kerapian dan keteraturan barisan, harmonisasi gerak langkah, kebersamaan, irama derap langkah serempak yang tegas dan yakin menghasilkan semangat, dan yang pasti itulah indahnya melangkah. Kekakuan itu, sebenarnya seni melangkah, dimana makna kaku itu mengarah pada pembentukan karakter tegas, yakin, pasti,  dan kepercayaan diri seseorang dalam melangkah, yang  terutama bertujuan menumbuhkannya sebagai  karakter pribadi.
Saya sangat menikmati saat-saat mengikuti pelajaran PBB ini. Untuk pertama kalinya saya belajar melangkah dengan serius dan bersemangat. Langkah ini  demi membentuk karakter saya dan saya menikmatinya sebagai bentuk kebahagiaan kebersamaan bersama teman-teman. Mendengar derap langkah yang serempak dan seirama, semangat menjalari tubuh saya, bahwa saya sekali lagi  mensyukuri kebersamaan kami.  Saya ingin menjadi pribadi yang kuat, penuh semangat, tegas, yakin, pasti dan percaya diri seperti derap langkah kami.
PBB yang kami pelajari memang masih biasa sekali. Namun, latihan sederhana yang kami lakukan itu sangat berarti untuk saya. Latihan PBB ini pun mengajarkan saya makna meLangkah yang lain yaitu :
-Setiap langkah memiliki makna masing-masing
-  Setiap langkah memiliki arah/tujuan yang pasti
-  Setiap langkah selalu maju
-  Melangkah menurut PBB adalah sebuah disiplin diri yang akan menghasilkan seni yang indah.
-  Setiap langkah selalu berani, tegas dan percaya diri
- Sebuah perjalanan panjang dimulai dengan satu langkah awal, yang membutuhkan ketegasan dan keyakinan
- Melangkah  bersama akan lebih menyenangkan daripada sendiri, namun setiap orang harus bisa mandiri memimpin langkahnya sendiri
-   Melangkah adalah gerakan hati dan pikiran
-  MeLangkah bersama dalam sebuah harmonisasi adalah bentuk persatuan dan kesatuan yang menciptakan keindahan
Well, itu cerita saya tentang meLangkah dengan aturan, ini ingatan saya pada pelajaran PBB yang saya ikuti. Jika ada kritik dan saran boleh, silahkan ya. Kini saya sedang menikmati langkah yang telah saya pilih, menjadi abdi negara yang melayani masyarakat. Langkah ini, terikat aturan juga, tapi bukan Peraturan Baris-Barbaris, aturan sebagai PNS yang baik (hehe). Namun, sama seperti pesan baik kedisiplinan dari PBB, langkah dengan aturan yang saya pilih sebagai abdi negara ini pun akan membentuk saya menjadi pribadi yang berintegritas, loyalitas, dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Semoga, langkah saya menjadi sebuah seni yang indah bagi Bangsa Indonesia dan bagi kemuliaan Tuhan. Lalu, bagaimana dengan langkah Anda?
Bagaimana dengan  langkah Anda?





11 komentar:

  1. asekkkk,,,, prokk,prokkk, prokkkk,,,,
    Hidup PBB. eheehehe

    BalasHapus
  2. hei Keris ko ga ada foto aku.. haha

    BalasHapus
  3. keren tulisannya..bahasanya dan ngalir enak di baca...lanjutkan..

    BalasHapus
  4. terimakasih telah membaca....
    Foto bg Iqbal ada kok, coba di zoom... hehe

    BalasHapus
  5. bagus tuh pbbnya sering sering ya?

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Lalu, Apa perbedaan bubar barisan jalan ! Dan bubar jalan ! ??

    BalasHapus
  8. Apa bedanya siap gerak Sama tegak gerak

    BalasHapus