Negara Indonesia
patut bangga, dari sekitar 230 juta lebih penduduknya, sekitar 40% adalah
berusia muda, termasuk para remaja. Itu berarti Indonesia layak berharap untuk
masa depan bangsa dengan para generasi mudanya. Namun, menurut Kapolri Jendral
Sutarman dalam Majalah Sinar BNN edisi II 2014, kondisi tersebut salah satu
mendorong para bandar dan pengedar menjadikan negara Indonesia menjadi sasaran
empuk peredaran gelap narkotika. BNN (Badan Narkotika Nasional) sendiri
mengungkap perkiraan pengguna narkoba di Indonesia di tahun 2011 sekitar 4 juta
orang, dan 22% nya berada pada kalangan pelajar/ remaja. Lalu, masih patutkah
Indonesia berbangga? Para remaja, adalah harapan bangsa, calon pemimpin sebuah
bangsa. Jika para generasi muda “pertumbuhannya” terganggu, sudah selayaknya
negara menaruh perhatian lebih.
sumber gambar : www.radarbangka.co.id |
Menjalani masa
remaja ini sangat berat, karena kita mengalami masa perkembangan fisik dan
pembentukan secara psikis (mental) yang mengharuskan remaja belajar keras
mengenai dirinya sendiri. Tidak hanya itu, kita para remaja juga dihadapkan
pada kondisi interaksi lingkungan sosial yang pelik, yang sering membuat serba
salah. Lalu kita remaja, belajar keras lagi memahaminya. Para remaja sedang
belajar memahami diri sendiri, memahami lingkungan, ditambah dengan memahami
pelajaran di sekolah. Ini sungguh tidak mudah. Namun, remaja harus menjalani
semua ini, agar siap menjadi seseorang, dan menjadi pemimpin bangsa kelak.
Dalam beratnya
memahami “pelajaran” yang harus dilalui ini, para remaja juga dihadapkan dengan
“penyakit” remaja. Dulu, “penyakit” remaja yang saya tahu antara lain suka
merokok, suka minum alkohol (minuman keras), tawuran, judi, dan yang paling
parah narkoba. Ternyata, sampai sekarang pun “penyakit” yang sama, masih ada
terutama yang namanya narkoba, bahkan semakin parah saja.
Kita, dalam masa
remaja bisa terperosok ke dalam “penyakit” remaja karena pelampiasan yang salah
akibat “pelajaran” hidup yang berat dan sering kali membingungkan itu. Sehingga
remaja, dengan darah enerjiknya, cenderung ingin mendapatkan segala sesuatu
dengan cepat dan instant. Pada masa peralihan fisik dan psikis kita, terjadi
gejolak secara emosional yang membuat kita rentan dalam berpikir sehingga sering
bertindak tergesa-gesa. Apalagi pergaulan dengan teman sebaya juga sering
menimbulkan perasaan tidak menentu, yang bisa membuat tersinggung, dan kurang
percaya diri sehingga minder dalam pergaulan. Dapat pula membuat remaja menjadi
ingin over percaya diri, dan berusaha menjadi pusat perhatian. Persaingan
dengan teman sebaya juga tidak dapat dihindarkan. Ditambah lagi dengan pendidikan
di sekolah yang bisa menimbulkan stress.
Menghadapi hal tersebut, rokok,
alkohol, bahkan narkoba sering menjadi pelampiasan kegalauan para remaja. Alasannya
mungkin sederhana, hanya untuk “lari” sejenak, iseng-iseng, ingin tahu, dan lain-lain; tapi sayangnya jadi kecanduan. Data BNN
menunjukkan pada tahun 2011 prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia
sekitar 2,2 % (3,8 - 4 Juta orang),
berumur 10 - 59 tahun, 70% berada di kalangan pekerja, 22% berada dikalangan
siswa, pelajar. Diprediksi angka prevalensi akan meningkat menjadi 2.8% atau
setara dengan 5.1 juta orang pada tahun 2015.
Fokus kita dalam hal ini adalah para
pelajar; para remaja. Mari kita hitung jumlah 22% dari 4 juta pengguna narkoba.
Ada sekitar 880.000 orang pelajar remaja
di tahun 2011 yang terperosok dalam pelampiasan yang salah menggunakan narkoba.
Itu bukan angka yang sedikit, bahkan bisa jadi tidak semua terdata. Bisa jadi
angkanya lebih besar. Jika prediksi peningkatan 2,8% itu terjadi, maka jumlah korban yang mungkin akan
bertambah adalah sekitar 112.000 orang di tahun 2015 nanti. Mengerikan
bukan? Prediksi tersebut kemungkinan besar menjadi nyata atau bahkan bisa lebih
besar, jika tidak sedini mungkin diatasi. Kita tidak tahu siapa lagi yang akan
menjadi korban berikutnya. Saya berharap itu bukan saya, bukan juga kamu, dan
juga bukan teman-teman serta keluarga kita. Kondisi ini semakin miris saja
membayangkan hal itu dialami oleh anak-anak usia remaja, pada usia emas
pertumbuhan dan perkembangan manusia menuju dewasa. Jika ketergantungan, maka
pertumbuhan dan perkembangan remaja pun akan terganggu. Apalagi, pada usia ini seseorang
umumnya belum memiliki penghasilan sendiri. Sementara narkoba harganya tidak
murah. Kebutuhan akan narkoba pun akhirnya mencekik kantong orangtua, dan tidak
mustahil, ketergantungan akan narkoba mendorong seorang remaja menjadi pelaku
kriminal : pencuri, perampok, atau pembunuh.
Semboyan melawan
narkoba umumnya antara lain : Say no to drugs! , Katakan tidak pada narkoba, Narkoba no
prestasi yes, dan masih banyak lagi.
Tapi pertanyaannya adalah “Bagaimana saya mengatakan tidak pada narkoba?”. Saya
menjadi tertarik pada pertanyaan itu, saat menemukan semboyan “Bagaimana saya
mengatakan tidak pada narkoba, rokok, alcohol, dan tawuran”? pada sampul belakang sebuah buku pelajaran Fisika
SLTP karangan Grafindo Media Pratama terbitan tahun 2001. Slogan tersebut merujuk pada “penyakit” remaja.
Lalu saya mulai memahami makna slogan itu. Mengatakan kata tidak sesungguhnya
mudah saja. Tapi, “bagaimana saya
"melakukan" tidak dalam hal ini tidak hanya sebuah perkataan, namun menyangkut
bagaimana kita berpikir tentang bahaya narkoba, dan membuat benteng pertahanan
lalu bertindak menjauhi dan melawan. Ini berarti bagaimana melakukan “tidak” .
Lalu, bagaimana kita melakukan “tidak”
pada narkoba dan “penyakit” remaja lainnya? Nah, berikut langkah mudahnya :
- Katakan “Tidak, terimakasih.”
Jadi, pertama sadari
dulu bahwa narkoba itu berbahaya. Saya
sebagai generasi muda ingin hidup tanpa “penyakit remaja” tersebut, bahwa
merokok, alkohol dan narkoba, adalah racun. Saat ada teman mengajak atau
menawari dengan gratis sekalipun, maka katakan tidak. Jika ia tetap menawari
dengan alasan agar “gaul”, katakan sekali lagi : Tidak, terimakasih.
- Berikan Alasan
Jika si teman
terus menawari, maka sekalian, jelaskan padanya mengenai dampak negatif rokok,
alkohol, dan narkoba. Siapa tahu ia juga berubah pikiran. Kalau ia tidak mau
menyerah juga, berikan alasan lainnya misalnya : saya sakit kalau merokok, saya
tidak merokok, atau saya sedang dalam program olahraga karena ingin menjadi
TNI, dan sebagainya.
- Ganti Topik Pembicaraan
Tujuannya adalah
agar si teman bosan menawari kita, coba bicarakan hal lain yang mungkin tidak
menarik baginya, atau mungkin menarik. Intinya agar ia berhenti menawari hal
tersebut pada kita.
- Tinggalkan Saja
Apa gunanya
bergaul dengan orang yang tidak cocok dengan kita, dan memberikan pengaruh
buruk. Jangan terlalu banyak berdebat dengan memikirkan berbagai alasan
penolakan. Katakan “Tidak” lalu tinggalkan saja.
- Hindari Situasi
Ada juga situasi
atau pergaulan yang bisa mendorong seseorang untuk tergoda dengan rokok, alkohol,
dan narkoba. Pilih-pilih teman bergaul adalah salah kunci utama menjauhkan diri
dari hal tersebut. Pilihlah teman-teman yang bisa memberikan semangat dan
dorongan positif dalam diri kita. Terkadang, memang ada situasi dimana kita
sulit mengendalikan diri kita. Apalagi pada masa remaja yang perkembangan
emosinya tidak stabil. Maka, sebaiknya juga melakukan pendalaman agama sangat
baik untuk menjadi generasi muda yang sehat.
- Temukan Dukungan dari Orang Lain
Yakin dan
percayalah bahwa merokok, alkohol, narkoba itu tidak baik. Kalau pun banyak
penggunanya, bukan berarti itu baik. Kalau pun banyak yang mengkonsumsi, lebih
banyak yang tidak. Maka, segala niat baik membentengi diri sendiri ini akan
mendapat dukungan dari orang-orang yang juga memiliki niat yang sama dengan
kita, yang pastinya lebih banyak. Tidak menggunakan rokok, alkohol dan narkoba
bukan berarti kekanak-kanakan atau tidak gaul. Kita ingin melindungi diri kita
dan menjadi generasi yang sehat. Oleh karena itu, bersama teman-teman lain
lakukan gerakan anti narkoba, rokok, dan alcohol.
Membentengi diri sendiri terlebih dahulu
adalah yang terpenting. Jika dalam diri kita sudah bertekad menolak narkoba dan
segala “penyakit” remaja lainnya, maka itu sudah sangat baik. Lalu,
laksanakanlah penolakan itu dalam sikap
dan perbuatan. Dengan begitu kita sudah menjadikan diri kita sendiri menjadi
duta anti narkoba, bagi diri kita sendiri. Jika kita menyadari ini baik,
semakin baik jika kita juga mengajak teman-teman remaja lainnya untuk
mengabaikan narkoba, dan penyakit remaja lainnya, serta lebih fokus pada pendidikan
kita.
Kita tidak sendiri dalam melawan narkoba
ini. Sesungguhnya ini juga sudah menjadi
masalah bangsa, bahkan dunia. Polisi dan BNN sebagai lembaga pemerintah yang
menangani kasus narkoba, juga tetap menjalankan tugasnya dengan memandang geram
pada para pembuat illegal dan pengedar narkoba. Mengingat kemungkinan jumlah
korban penyalahgguna narkoba yang semakin meningkat, maka Indonesia harus
segera bergegas memberantas ini. Tahun
2014 dicanangkan sebagai tahun penyelamatan para kawan-kawan kita yang menjadi
korban narkoba. “Pengguna Narkoba Lebih
Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara” demikian slogan yang diusung dalam misi pemberantasan narkoba ini. Rehabililitasi
akan lebih menyelamatkan hidup para korban penyalahgunaan narkoba,dibanding
dengan penjara dapat mengancam hidup
mereka jadi lebih buruk. Mari kita para
generasi muda supaya berani melakukan “Tidak” terhadap narkoba dan penyakit
remaja lainnya, mencegah dan mambantu menyelamatkan pengguna narkoba, dengan
harapan wujudkan Indonesia bebas narkoba di tahun 2015 nanti.
Selagi masih muda, ayo kita
mempersiapkan diri agar menjadi pemimpin bangsa kita kelak. Kita tidak tahu,
apa yang akan terjadi di masa depan. Yang pasti, kita harus bersiap menjadi pemimpin
masa depan negeri ini, yah kalau bisa sih
pemimpin dunia. Di masa muda ini,
mari kita belajar dengan tekun, mengasah keterampilan, mengembangkan kemampuan
bersosialisasi, mengembangkan bakat, meningkatkan kedekatan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, dan masih banyak hal positif lainnya yang bisa kita lakukan . Apakah
teman-teman remaja pernah berpikir tentang bersekolah atau kuliah di luar
negeri? Apakah teman-teman pernah berpikir bagaimana menyembukan penyakit
kanker? Apakah teman-teman pernah berpikir bagaimana menemukan bahan bakar
pengganti bahan bakar fosil? Itu semua
bisa kita temukan dan wujudkan jika memiliki stamina yang sehat, semangat
belajar yang tinggi, dan terutama anti narkoba dan jauh dari semua “penyakit”
remaja lainnya. Menjalani masa remaja ini memang tidak mudah kawan, tapi bersabar
dan berhati-hatilah. Cintai masa
depanmu, keluarga, dan kuatkan hubungan dengan Tuhan. Maka, jika berhasil
melalui masa remaja dengan baik, maka kita akan siap menjadi manusia dewasa
yang baik, sebagai bagian masa depan bangsa. Bersemangat!
sumber gambar : humaspolresbantul.blogspot.com |