Selasa, 23 September 2014

Apa upah saya melayani Tuhan? Sebuah Terimakasih untuk Paduan Suara Gloria


Saya hanya ingin waktu cepat berlalu
Semasa kuliah, saya bergabung dengan Paduan Suara Gloria. Paduan Suara ini adalah sebuah kegiatan organisasi dari UKM KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) Santo Albertus Magnus USU dalam hal pengembangan minat dan bakat menyanyi. Saya bergabung dalam kegiatan tersebut pada dasaranya bukan karena saya pintar menyanyi. Hanya saja ada situasi dan kondisi yang membuat saya tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi  tak berharapan yangs saya alami. Saya lulus di PTN yang bukan impian saya.  
Saat itu di awal perkuliahan, semester 1 , Agustus 2009.Hanya karena ajakan sepupu saya untuk ikut dalam acara perkenalan (briefing)  Paduan Suara Gloria pada suatu sore yang diwarnai dengan hujan deras. Entah mengapa sejak hari itu, kaki saya mulai melangkah bersama kelompok ini di setiap sore pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu dalam kegiatan latihan. Sesungguhnya, yang saya ingini saat itu adalah menghabiskan waktu. Saya ingin waktu cepat berlalu sehingga saya bisa bertemu dengan saat untuk SNMPTN atau SPMB  (lagi) dengan harapan lulus di PTN favorit saya. Maka, saya menjalani waktu-waktu itu dengan langkah-langkah tak serius, hanya untuk menghabiskan waktu.
Memasuki Kisah Baru
Saya mulai menjelajah tempat-tempat baru. Saya mengenal banyak teman baru. Kebanyakan memiliki suku berbeda dari saya umumnya dari Batak Toba dan Simalungun. Selama ini saya hanya tinggal di kampung, Desa Lambar (Tigapanah) dan Kabanjahe (Karo) saja. Saya pun hanya bergaul dengan teman yang kebanyakan  suku Karo.
Saya juga belajar cara mengeluarkan suara dalam bernyanyi, diajari membaca not, dan diajari cara pengaturan nafas sebagai bentuk pemanasan sebelum memulai bernyanyi. Sesungguhnya, bernyanyi adalah salah satu kelemahan saya. Saya tidak sanggup. Saya tidak mampu dalam hal ini. Suara saya tidak bagus. Saya kesulitan mengatur suara saya sendiri. Lebih sering fals daripada benarnya. Dan saat itu, Bang Franky (salah seorang senior) yang bertanggung jawab untuk melatih kami, sering memandang tajam saat mendengar ada yang salah. Saya juga sering beralibi dengan hanya membuka mulut tanpa mengeluarkan suara, agar tidak terkena tatapan tajam Bang Franky. Saya masuk ke dalam tim alto. Saya rasa, bukan karena suara saya cocok untuk alto, tapi saya tidak sanggup nada tinggi. Itu saja. Dan karena tidak ada kata ditolak di Paduan Suara Gloria bagi yang mau memberikan hatinya. Maka, salut juga bagi teman-teman yang bertanggung jawab dalam melatih suara yaitu tim nada dan lirik.
Waktu terus berlalu dan saya ikut melangkah bersama mereka. Saya semakin sering mendengar dentingan keyboard, saya semakin sering menyanyikan lagu dengan nada alto.  Saya semakin sering menyanyikan lagu rohani yang indah, lagu batak (Karo, Simalungun, Toba) yang asik. Saya belajar menyanyikan lagu berbahasa latin yang menyentuh. Saya semakin sering mendengar harmonisasi lagu. Music mengisi hati saya.
Suatu hari, kami anggota baru saat itu, memperhatikan Paduan Suara Gloria (senior) berlatih sebagai persiapan melakukan pelayanan ke sebuah gereja. Saat itu mereka menyanyikan sebuah lagi berjudul Melayani Tuhan, karangan Martin Runi. Entah mengapa saya merasakan sesuatu di dalam hati saya, sebuah pertanyaan tentang apa yang sedang saya lakukan. Apakah saya hanya akan membiarkan waktu cepat berlalu tanpa melakukan apa-apa? Namun, saya masih pada langkah saya, mengikuti langkah waktu yang berlalu dan berdoa waktu cepat berlalu. Saya menutup telinga.
Terpilih Menjadi Sekretaris , Saya tidak bahagia
Februari 2010, Paduan Suara Gloria mengadakan kegiatan Retret dan Regenerasi. Ini adalah kegiatan 2 tahunan Paduan Suara Gloria berupa kegiatan refreshing, pendalaman iman dan sekaligus rangkaian  LPJ pengurus 2008-2010-pelepasan jabatan serta pemilihan dan pengangkatan pengurus baru. Kami sebagai anggota termuda saat itu bersama anggota yang masuknya 1 tahun sebelum kami diwajibkan mencalonkan diri menjadi salah satu BPH  (Badan Pengurus Harian) dengan memilih salah satu dari jabatan : ketua-sekretaris-bendahara-atau salah satu dari  tim nada dan lirik (sopran, alto, tenor, bass) Saya tidak tahu ingin menjadi sebagai apa. Saya merasa tidak berkualifikasi untuk menjadi apa-apa. Karena harus memilih, maka saya menulis sekretaris di kertas pilihan saya. Saya tidak berharap apa-apa, tapi saya terpilih. Entah arti terpilih ini adalah tak sengaja di-pilih  atau memang di-pilih. Saya tidak bahagia. Saya hanya ingin waktu cepat berlalu, itu saja.
Tetapi Saya menerima Tanggung Jawab Ini
Ini sebuah beban berat dalam hidup saya, mengapa harus saya. Saya tidak pernah berani menjadi pemimpin, atau  bahkan sekedar bermimpi.  Walaupun ini bukan sebuah organisasi besar, tapi tetap saja namanya jadi pemimpin. Saya bahkan di waktu  yang lalu selalu tidak berani hanya untuk berada di barisan paling depan. Lalu, apa jadinya jika saya kini menjadi seorang pemimpin? Saya tidak tahu harus berpikir apa.
Namun, saya hanya bergulat dalam kegelisahan hati saya sendiri. Apa yang harus saya lakukan? Saya bukan tipe orang yang meninggalkan tanggung jawab begitu saja. Maka, dengan segala kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan  di dalam hati saya, saya tetap menerima tanggung jawab itu.
Sesungguhnya saya tidak yakin dengan langkah ini. namun, saya di dalam keragu-raguan saat itu memutuskan tetap melangkah bersama   tim  BPH PS Gloria 2010-2012 lainnya ; Nicolas Oktavianus Barus (Ketua I), Agustinus C. Siallagan (Ketua II), Sari Eprina Nadeak(Bendahara), Yanti Simarmata (TNDL Sopran), Elda Mariany Sitohang (TNDL Alto), Roland Ganda Simanjuntak (TNDL Tenor), Richardo Haposan Sihaloho (TNDL Bass) dan Idris Pardosi (PJ Inventaris). Saya mulai mendengarkan dan belajar dengan Kak Nata Sembiring sekretaris terdahulu, Bang Fredy Napitupulu (ketua periode sebelumnnya), Bang  Franky Marpaung, Kak Moy Siringo-Ringo, Kak Jay Tarigan, Kak Nova Simbolon, beserta semua teman-teman yang banyak memberikan kritik dan saran.
Siapa Paduan Suara Gloria?
Hmm, tentang PS Gloria ini adalah kutipan dari brosur PS Gloria yang saya buat sebagai berikut :
Paduan Suara GLORIA adalah paduan suara mahasiswa katolik di USU , bagian dari UKM  KMK St. Albertus Magnus  USU biro minat dan bakat. PS Gloria telah terbentuk sejak 1990-an,namun di “bangkitkan” kembali pada 11 September 2002. Gloria memiliki arti kemulian. Jadi, segala kegiatan PS Gloria dengan Bene Cantat Bis Orat nya ingin memberikan kemulian bagi nama Tuhan, sama seperti semangat KMK St. Albertus Magnus USU : Ad Maiorem Dei Gloriam (Demi Kemuliaan Allah yang Lebih Besar). Kegiatan GLORIA adalah melayani Tuhan melalui kunjungan gereja dan bakti sosial. Yang utama dari keanggotaan PS GLORIA adalah ada kemauan dan tekad untuk bernyanyi demi pelayanan kepada Tuhan. Setiap anggota GLORIA saling mendukung demi menjaga kekompakan. Karena inti dari Keanggotaan PS Gloria adalah kekeluargaan dan cintakasih. Sekretariat pS Gloria berada di Pondok Mahasiswa Jl. dr. Mansyur no.73, Kompleks Gereja Stasi St.Yosef.
Beberapa kegiatan rutin PS Gloria adalah :
1.       Kunjungan Gereja (min.2 kali sebulan,ke gereja-gereja di Medan dan sekitarnya)
2.       Bakti sosial (ke panti asuhan atau lembaga sosial lainnya (situasional))
3.       Sebagai Paduan Suara untuk setiap misa kampus dan acara KMK St.Albertus Magnus USU
4.       Kunjungan Tahunan (setiap 2 tahun,ke daerah di luar kota Medan)
5.       Retreet dan regenerasi (setiap 2 tahun ;  evaluasi kepengurusan (LPJ),refreshing,dan pemilihan pengurus baru)
6.       Kegiatan kekompakan anggota (misa bersama,sharing,rujak party,cooking time together,birthday party)
7.       Mengisi acara  undangan (mis:acara pernikahan,paskah dari instansi lain)
8.       dll. 
Bene Cantat Bis Orat adalah sebuah Jalan untuk Belajar
Menggerakkan Paduan Suara Gloria ini bukan sebuah langkah mudah ditengah berbagai hambatan yang sering menghadang kami. Kami tidak memiliki pelatih,  tetapi saya bersyukur memiliki teman-teman dengan talenta yang mereka miliki mau berbagi ilmu dengan yang lain sehingga sebuah kertas yang tadinya hanya terdiri dari coretan angka dengan kata-kata pada baris di bawahnya bisa menghasilkan harmonisasi suara  dari mulut kami. Ya, kami belajar berbagi ilmu. Kami hanya menumpang berlatih di dalam ruang Asmika di Pondok Mahasiswa  di Kompleks Gereja St. Yoseph Jalan dr. Mansyur Medan. Kami belajar menghargai. Kami hanyalah mahasiswa yang masih bergantung pada orangtua, sementara ongkos untuk latihan, ikut pelayanan dan jajan tambahan bukan hal yang sedikit. Syukur-syukur kalau dapat beasiswa. Maka, Kami belajar efisiensi  dan efektifitas keuangan. Kami pun ingin terus eksis di perkuliahan, jadwal kuliah padat bahkan ada yang masuk sore hari. Sehingga sering sulit untuk menyandingkannya pula dengan kegiatan PS Gloria.  Maka, Kami belajar manajemen waktu. Kami masih muda, beda usia, gejolak emosi, dan masalah pribadi. Pertentangan tak jarang terjadi.  Maka, kami belajar cinta kasih.
Saya baru pertama sekali berada dalam posisi memimpin. Saya tidak tahu apa-apa. Maka, saya belajar untuk belajar  dari mereka, teman-teman saya ; saudara saya.  Saya belajar memimpin rapat (rapat kecil BPH), saya belajar pembukuan (catatan agenda kegiatan), saya belajar pelaporan (LPJ), saya belajar merangkai kata untuk sms (cantik) , saya belajar menelepon dengan sopan (formal), saya belajar tidak serius (bercanda), saya belajar kreatif (desain brosur, poster, dan selebaran), saya belajar memasak (untuk aksi dana), saya belajar berani nekat (ke tempat baru), saya  belajar pede (berbicara di depan umum), saya belajar sibuk (mengorganisir kegiatan), saya belajar tertawa lebar , saya belajar menangis di depan umum (curhat), saya belajar budaya baru (lagu daerah),dan masih banyak sekali. Tetapi pelajar yang  utama adalah belajar membuka diri kepada Tuhan. Saya bukan tipe orang yang sangat religius. Saya bahkan malas berpanjang-panjang kata  untuk berdoa, karena saya gampang ngantuk. Namun, ternyata, jalan yang sedang saya jalani ini bernama Bene Bis Orat yang artinya sekali bernyanyi dengan sepenuh hati maka sama artinya dengan dua kali berdoa. Itu berarti jalan ini membantu saya lebih sering berdoa, lebih dekat kepada Tuhan.
Lalu, mana upah saya?
Ketika saya berkutat dalam pelayanan bersama Paduan Suara Gloria, saya tidak pernah mendapatkan uang jatuh dari langit. Saya malah banyak harus berkorban  uang jajan saya untuk ongkos latihan dan kunjungan gereja, waktu yang banyak tersita untuki kegiatan orgtanisasi, waktu istirahat yang terpotong, lelah ke sana kemari mengurus kegiatan, dan sebagainya. Lalu, dari segala pengorbanan saya, apa upah saya?
Saya tidak tahu kenapa saya terus melanjutkan langkah padahal saya tidak mendapat materi yang berarti. Tapi kata-kata sederhana : upahmu besar di surga itulah yang sesungguhnya saya harap. Saya merasa belum pernah melakukan sesuatu yang besar untuk Tuhan. Bahkan untuk berdoa pun saya paling malas. Namun, bersama PS Gloria saya semakin sering berdoa karena ada ungkapan bene cantat bis orat yang artinya sekali bernyanyai dengan kesungguhan hati sama dengan 2 kali berdoa. Saya semakin rajin berlatih bernyanyi. Saya ingin bisa memberikan suara terbaik saya hanya untuk Dia yang memberikan saya suara. Saya ingin saya semakin sering berdoa. Saya ingin, upah saya semakin besar di surga setiap saat. Saya ingin dengan langkah sederhana pelayanan kami, PS Gloria, kami pun bisa menjadi penyala asa bagi umat di gereja yang kami layani untuk lebih bersemangat memuliakan Tuhan.
Rasa bahagia, kesehatan, mampu menyelesaikan kuliah dengan baik, kesehatan orang tua, keharmonisan keluarga, dan masih banyak lagi, sudah cukup luar biasa menjadi upah saya. Lalu, kekuatan jiwa adalah hasil bagaimana Paduan Suara Gloria mengajar saya.  Ia mengajar saya dari segala hambatan yang saya lalui, dari segala nyanyian yang kami pelajari, dari segala celoteh kami ketika bersama.  Jiwa saya kuat untuk menyemangati diri saya sendiri, untuk menyemangati  teman-teman, untuk memberi semangat bagi kami tim BPH agar tetap bersatu menjadi leader dalam wadah pelayanan ini.
Lalu, bagaimana dengan niat saya untuk mencari kepuasan hati terhadap PTN favorit? Hmm, saya  rasa  apa yang saya jalani sekarang, mungkin adalah takdir saya. Karena, ketika saya  memutuskan untuk mengulang jalan, saya akhirnya hanya kembali pada jalan dimana saya sudah ada sebelumnya.  Maka, saya ikhlas untuk melanjutkan langkah di jalan ini, dimana saya akhirnya mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi.  Ilmu Komunikasi dan Paduan Suara Gloria ini mengajar saya banyak hal. Awalnya ilmu komunikasi, menunjukkan kenyataan  tentang diri saya  ;  memperkenalkan saya pada diri saya  sendiri..  Lalu, Paduan Suara Gloria tempat saya mempraktikkan teori  ilmu komunikasi sekaligus  menuntun saya keluar dari kelemahan pribadi yang introvert  itu. saya rasa ini karena ada Tuhan di dalam Paduan Suara Gloria. Ya, pasti karena itu.
Saya,walau telah belajar Ilmu Komunikasi di perkuliahan dan mengaku merasakan penyertaan Tuhan melalui pelayanan bersama Paduan Suara Gloria, tetap saja bukanlah pribadi yang sempurna. Saya tetap bisa  marah, masih ada cerobohnya, masih belum bagus bicaranya,  dan masih banyak lagi. Namun, perubahan yang saya alami sekarang, membawa saya menjadi lebih baik. Belajar untuk menjadi pribadi  yang sempurna dengan kesabaran  dan kerendahan hati itu adalah pelajaran kekal yang tiada kata lulusnya. Dan apa yang saya pelajar dari 2 hal : Ilmu Komunikasi dan Paduan Suara Gloria membantu saya untuk memiliki jiwa yang kuat dalam belajar dewasa, sabar dan rendah hati serta terutama berpasrah kepada Tuhan untuk segala hidup saya. Jadi, terimakasih Tuhan. Terimakasih Paduan Suara Gloria. Terimakasih teman-teman dan saudara-saudaraku, saya sayang kalian.
Untuk kalian teman-teman, bersemangatlah selalu melayani Tuhan bersama Paduan Suara Gloria. Pelayanan kita tak kan pernah sia-sia.

Dear God,
 saya tidak tahu bagaimana menjalani hidup tanpa Engkau yang memandu. Saya selalu berencana dan memaksa agar rencana saya bisa terkabul  karena saya pikir rencana saya yang terbaik. Saya pikir saya yang lebih tahu diri saya, tanpa saya sadari Engkaulah “sutradara” hidup saya. Tuhan, tuliskan hidup saya di dalam rencanaMu. Sesungguhnya saya tidak berhak apa-apa terhadap diri saya, hidup saya milikMu. Maka, Ambillah Tuhan, yang ada padaku : kebebasan dan kemerdekaan. Karena hanya rahmat dan kasih dariMu yang kumohon menjadi hartaku. Dan jadilah padaku seperti yang Kau ingini.

Minggu, 21 September 2014

[P4GN_6] SayaKamuKITA Duta Anti Narkoba


     Kejahatan narkoba zaman ini, makin menjadi-jadi saja. Popularitasnya pun mendunia, hingga mensejajarkannya dengan fenomena kriminal lainnya yang juga sedang populer  seperti : terorisme dan korupsi. Ya, ketiga jenis kejahatan ini menjadi primadona penyebab keresahan masyarakat zaman ini.
Kejahatan narkoba menyangkut peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Dalam peredaran gelap narkoba, yang berperan adalah produsen dan para distributornya (bandar dan pengedar. Sementara, di sisi lain ada pihak penyalahguna yang menjadi konsumennya. Jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia saat ini sekitar 2,2% atau sekitar 4 juta orang.  Nah, itu salah satu penyebab  mengapa kejahatan narkoba bisa terus berkembang, karena ada kaitan antar supplay dan demand. Peredaran gelap narkoba (supplay) bisa terus tumbuh subur karena adanya permintaan (demand) dari para penyalahguna.
Kejahatan narkoba adalah sebuah kejahatan yang sangat serius karena kejahatan narkoba adalah jaringan kejahatan lintas negara. Proses produksi dan distribusi gelap narkoba menyangkut sebuah jaringan pasar gelap lintas negara dan sangat terorganisir. Sehingga pemberantasannya butuh strategi dan  kerja sama dari semua pihak. Tidak semudah memecahkan sebuah kasus pembunuh atau pencurian biasa, karena Ini adalah sebuah jaringan “pembunuh” massal yang bahkan bisa melenyapkan generasi bangsa (lost generartion).
Pertanyaan yang sering muncul dalam benak masyarakat adalah kalau polisi sudah banyak (sekali), lembaga peradilan juga sudah (lama) ada, undang-undang telah dibuat, dan beberapa tahun ini BNN yang katanya “spesialis” masalah narkoba juga sudah mulai beraksi, trus pemerintah pun “katanya” serius ; mengapa pengedar narkoba terus merajalela dan penyalahguna narkoba semakin bertambah?
Kembali pada masalah seriusnya kejahatan narkoba, Indonesia pun kini menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba dan bahkan produsen gelap narkoba. Kejahatan ini sangat terorganisir dan pintar bersembuny serta aktor dengan acting yang bagus. Pemerintah juga sangat geram dengan kejahatan narkoba dan pasti tetap bekerja. Namun, Pemerintah saja tentu tidak sanggup, perlu kekuatan 240juta lebih warga Indonesia untuk turut berpartisipasi.
Jadi, apa yang bisa saya dan anda lakukan? Ada 3 langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menekan demand  dan supplay, yaitu : Pertama, lakukan tindakan untuk menekan demand (penyalahgunaan narkoba) dengan mengetahui apa itu narkoba dan bahayanya. Banyak informasi yang bisa diperoleh dari berbagai media dan pengetahuan adalah salah satu kunci penting mencegah penyalahgunaan narkoba. Kemudian, dengan pengetahuan tersebut  jauhi penyalahgunaan narkoba. Selanjutnya, informasikan kepada keluarga, teman dan lingkungan mengenai bahaya narkoba. Kedua, lakukan tindakan sederhana untuk pemberantasan narkoba yaitu dengan melapor kepada penegak hukum (BNN dan Polisi setempat) jika mengetahui tindak peredaran gelap narkoba di sekitar tempat tinggal kita. Ketiga, lakukan tindakan penyelamatan penyalahguna narkoba yaitu dengan menasehati penyalahguna narkoba untuk berhenti lalu membawanya kepada BNN untuk menjalani rehabilitasi.
Dengan 3 langkah sederhana tersebut, saya, Anda, dan KITA bersama 240juta lebih rakyat Indonesia pasti bisa mengalahkan penjajahan kejahatan narkoba. Saya, Anda, dan KITA adalah duta Anti Narkoba. Setiap orang adalah duta anti narkoba dan setiap saat kita berada dalam misi perang melawan narkoba. Jangan buang waktu,  mari bergabung!