Saya memang
kurang suka pelajaran PBB, tetapi ketika perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus,
saya paling suka dengan penampilan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Melihat Paskibra yang bergerak dengan
langkah-langkah serentak, teratur, harmonis, dan pasti membuat saya terkesima
dan sulit melepaskan pandangan dari
awal sampai akhir pengibaran bendera.
Ternyata penampilan mereka yang memukau itu adalah berkat pelajaran PBB. Saya sering ingin bergabung
dengan mereka saat SMA, itu salah satu keinginan terbesar saya. Namun,
mengingat kelemahan saya, saya mengurungkan niat.
Sebulan lalu
saya mengikuti Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) prajabatan CPNS Golongan III dalam sebuah
instansi pemerintah. Dalam kegiatan tersebut, kami tidak hanya dibekali dengan
pendidikan mengenai PNS yang sungguhan (sesungguhnya) tetapi ada pula pelajaran tentang
PBB. Untuk pertama kali saya antusias
dalam mengikuti pelajaran ini. Adapun tujuan pelajaran PBB dalam kaitannya
dengan Diklat CPNS adalah untuk melatih kedisiplinan.
Kami diajari
oleh beberapa Polisi dari SPN Lido dengan menggunakan aturan Perdaspol
(Peraturan Dasar Polisi). Pertama kami diajari secara teori di kelas yang kemudian
dilanjutkan dengan praktek baris-berbaris di lapangan. Teorinya, pelajaran PBB itu terdiri dari 2
bagian yaitu : gerakan di tempat dan gerakan berjalan.
·
Gerakan
di tempat antara lain :
o Sikap sempurna
Sikap Sempurna
identik dengan posisi siap. Maka aba-aba yang menuntun ke posisi ini adalah Siap Grak. Dalam posisi berdiri siap
(sempurna) maka badan berdiri tegak, tumit kaki bertemu dan ujung kaki dibuka
membentuk sudut 450. Tujuannnya adalah agar kaki mampu berdiri lebih kuat dan lama. Lalu
dagu agak maju, dada dibusungkan, posisi tangan lurus di samping badan mengikuti
garis jahitan rok atau celana, dan jari dikepal. Untuk duduk siap, posisi
berada dalam keadaan duduk di kursi. Lalu badan tegak (dada dibusungkan), tangan diletakkan di pangkuan (paha) dan jari tidak dikepal dengan
posisi telapak tangan telungkup. Posisi saat
mendengar aba-aba berdiri, setelah menjawab "siap" maka peserta
mengentakkan kaki lalu berdiri. Perlu diingat, ketika berada dalam posisi siap
aturan utamanya adalah yang boleh dilakukan hanya bernafas dan berkedip. Maka dalam
sikap sempurna ini peserta baris terlihat berwibawa, tangguh, dan percaya diri.
Wah, oke punya deh..
o Lencang depan
Lencang depan
digunakan untuk mengatur jarak antara peserta dengan peserta yang di depannya.
Lencang depan dilakukan dengan merentangkan lengan kanan ke arah bahu peserta yang didepannya dan jaraknya ditambah dua kepalan
tangan. Gerakan ini disertai dengan meluruskan barisan. Lencang depan dilakukan
oleh barisan paling kanan saja, kemudian barisan lain mengikuti meluruskan
barisan.
o Lencang
Kanan
Lencang kanan
digunakan untuk mengatur jarak antara posisi peserta yang satu dengan yang di
sebelah kanan dan kirinya. Ukuran jaraknya adalah dengan merentangkan satu
lengan ke arah kanan peserta menyentuh bahu peserta di sebelah kanannya. Gerakan
ini disertai dengan melurukan barisan. Lencang kanan dilakukan oleh barisan
paling depan saja sementara yang lain hanya meluruskan barisan.
o Setengah Lengan Lencang Kanan
Setengah lengan
lencang kanan digunakan untuk mengatur jarak antara posisi peserta yang satu
dengan yang di sebelah kanan dan kirinya sejauh setengah lengan dengan membuat
posisi tangan di pinggang dan sekaligus merapikan barisan. Setengah lengan
lancang kanan hanya dilakukan barisan paling depan saja, sementara barisan yang
lain merapikan barisan.
o Berhitung
Berhitung
berguna untuk mengetahui jumlah peserta dalam barisan. Ketika ada aba-aba berhitung maka peserta barisan paling depan melakukan
penghitungan yang dimulai dari barisan paling kanan. Berhitung hanya dilakukan
oleh barisan paling depan, kemudian jumlah peserta kemudian dihitung dengan
mengalikan jumlah peserta hasil hitungan barisan pertama dengan jumlah
banjar/sab barisan. Jumlah keseluruhan peserta dilaporkan oleh peserta barisan belakang
paling kiri.
o Hadap kanan
Aba-aba hadap
kanan berguna untuk mengubah posisi barisan menghadap ke kanan (bergeser 900
ke kanan dari posisi semula).
Untuk mengubah posisi ini langkah pertama adalah menempatkan kaki kiri di ujung
kaki kanan kemudian kaki kanan diputar menghadap kanan, lalu tumit kaki kiri dirapatkan
dengan kaki kanan serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450 .
o Hadap Kiri
Aba-aba hadap
kiri berguna untuk mengubah posisi barisan menghadap ke kiri(bergeser 900 ke kiri dari posisi semula).. Untuk mengubah
posisi ini langkah pertama adalah menempatkan kaki kanan di ujung kaki kiri
kemudian kaki kiri diputar menghadap
kiri, lalu tumit kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri serta kedua ujung kaki
tetap berjarak 450 .
o Hadap Serong Kanan/Kiri
Tidak jauh
berbeda dengan hadap kanan/hadap kiri, hadap serong kiri juga perintah untuk
mengubah posisi barisan menyerong ke kanan atau ke kiri (bergeser 450 ke kanan dari posisi semula). Untuk
melakukan serong kanan misalnya, kaki
kiri diletakkan di ujung kaki kanan lalu
tumit kaki kanan diputar menyerong kanan (perputaran posisi seitar 450
ke kanan dari semula). Terakhir, tumit kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan
serta kedua ujung kaki tetap berjarak 450 . Demikian juga
kebalikannya untuk melakukan serong kiri.
o Balik Kanan
Balik kanan
adalah perintah untuk mengubah posisi berdiri berlawanan arah dari posisi
sebelumnya atau bergeser sejauh 1800 dari posisi semula. Untuk
melakukannya maka kaki kiri diletakkan di ujung kaki kanan lalu tumit kaki kanan
diputar sejauh 1800 ke kanan lalu terakhir kaki tumit kaki kiri
dirapatkan dengan kaki kanan dengan jarak kedua ujung kaki tetap 450.
o Istirahat di Tempat
Posisi istirahat
di tempat sebenarnya bertujuan untuk merilekskan peserta baris. Namun istirahat/rileks dalam hal ini tetap terikat aturan. Maka, posisi istirahat
yang dimaksud adalah dari posisi siap kaki dibuka selebar bahu, dan kedua
tangan diletakkan di pinggang belakang dengan tangan kanan memegang pergelangan
tangan kiri. Tetap saja, walau katanya istirahat, dalam posisi ini yang boleh
dilakukan adalah hanya bernafas dan berkedip. Namun saat menyambut salam dari
Pembina upacara, maka peserta harus bersiap dulu kemudian menjaba salam lalu
kembali ke posisi istirahat.
·
Gerakan
berjalan antara lain :
o Maju Jalan
Maju Jalan
adalah sebuah perintah untuk melangkah ke depan. Langkah pertama adalah fokus
maju jalan. Langkah pertama harus tegas yang ditunjukkan dengan kaki kiri yang
lebih dulu melangkah dengan menghentak tegas dan pasti yang diikuti dengan tangan
kanan juga diayun ke depan dengan pasti dan tegas, sementara tangan kiri ke
arah sebaliknya. Untuk langkah selanjutnya adalah langkah biasa, namun tetap
terarah ke depan dengan yakin dan pasti, namun kaki dan tangan bergerak santai
(tidak dihentak), begitu seterusnya hingga aba-aba berhenti.
o Hadap Kanan/Kiri Maju Jalan
Perintah hadap
kanan/kiri maju jalan adalah gabungan dari perubahan posisi barisan ke kanan
atau ke kiri yang kemudian dilanjutkan dengan maju jalan. Cara melakukannya, ya
gabungkan saja perintah hadap kanan/kiri dengan maju jalan seperti yang sudah
saya uraikan di atas.
o Balik Kanan Maju Jalan
Perintah balik
kanan maju jalan adalah gabungan dari perubahan posisi barisan 1800 berlawanan arah dari posisi semula yang kemudian dilanjutkan dengan maju jalan.
Cara melakukannya, ya gabungkan saja perintah balik kanan dengan maju jalan
seperti yang sudah saya uraikan di atas.
o Jalan di Tempat
Jalan di tempat
menurut saya sama artinya dengan melangkah di tempat namun tetap dengan posisi
yang indah dimana kaki kiri dan kanan secara bergantian diangkat setinggi
pinggang sementara kedua tangan dengan posisi siap di samping badan dan jari
tangan dikepal.
o Langkah Tegak Maju Jalan
Langkah tegak
maju jalan adalah bentuk kebalikan dari maju jalan. Jika maju jalan memiliki
kesan agak santai, maka langkah tegak maju akan kelihatan sangat kaku dan berat
dengan langkah yang berderap tegas. Ya, itu karena dari awal hingga akhir
langkah tegap maju merupakan langkah tegas dan yakin yang ditandai dengan hentak
kaki dengan gerakan tangan yang bergerak kaku dan lurus secara bergantian, sama
seperti di langkah awal maju jalan namun, dalam langkah tegak maju posisi tetap
seperti langkah pertama maju jalan. Gerakan melangkah yang satu ini biasanya
dilakukan untuk kondisi yang terkesan “sakral”, contohnya saat membawa Bendera
Merah Putih. Biasanya ketika melihat barisan ini, jantung juga ikut berderap
karena terkesima (hehe).
o Berhenti
Ketika mendengar
aba-aba berhenti, ya peserta disuruh berhenti melankah. Maka ada hitungannya
pula untuk berhenti. Tidak serta-merta berhenti. Biasanya 1 langkah setelah
aba-aba berhenti kemudian diakhir dengan kaki yang satu lagi menutup langkah.
o Belok Kanan/Kiri Jalan
Belok Kanan/Kiri
Jalan adalah perubahan posisi ke kanan atau ke kiri (berbelok) sembari
berjalan.
o Bubar Jalan
Bubar jalan
merupakan sebuah pemberitahuan bahwa kegiatan apel (berbaris) telah selesai
dilaksanakan dan peserta baris diharapkan untuk membubarkan barisan. Walaupun
katanya bubar barisan, bukan berarti boleh langsung pergi tanpa pamit.
Maksudnya, sebelum membubarkan barisan, harus balik kanan dulu dimana sembari
balik kanan hingga telah berbailk posisi di dalam hati peserta melakukan
hitungan 1 hingga 8 setelah itu baru boleh meninggalkan barisan.
Mempraktekkan PBB memang tidak
semudah membaca nama perintah yang akan dilaksanakan. Terkadang saya mengguman
dalam hati, “ini kok perintahnya ambigu”.
Contohnya, saat aba-aba istirahat di tempat, harusnya kan boleh makan-makan sambil ngeteh
atau minum kopi, eh ini kok posisinya tetap berdiri tegak dengan
kaki dibuka selebar bahu dan tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri di
pinggang belakang, dan tetap tidak boleh gerak bebas, hanya bernafas dan
berkedip (nah loh??). Lalu, ketika
dalam posisi melangkah, ada aba-aba berhenti, tidak serta merta berhenti. Berhenti
dilakukan selangkah setelah mendengar aba-aba gerak diucapkan oleh pemimpin barisan, dan diakhir
dengan menutup langkah oleh kaki yang lain. Maka, mendengarkan aba-aba sangat
penting agar barisan bisa tetap rapi, seirama, selaras dan kompak.
Seperti pendapat awal saya, berbaris berdasarkan Peraturan Baris Berbaris ini memang kaku, menyulitkan, tidak nyaman, dan pasti terlintas di dalam benak bahwa “ah ini apa sih, ribet banget gitu” dan mungkin terlalu bertele-tele. Tetapi hasilnya apa, ya sebuah kerapian dan keteraturan barisan, harmonisasi gerak langkah, kebersamaan, irama derap langkah serempak yang tegas dan yakin menghasilkan semangat, dan yang pasti itulah indahnya melangkah. Kekakuan itu, sebenarnya seni melangkah, dimana makna kaku itu mengarah pada pembentukan karakter tegas, yakin, pasti, dan kepercayaan diri seseorang dalam melangkah, yang terutama bertujuan menumbuhkannya sebagai karakter pribadi.
Seperti pendapat awal saya, berbaris berdasarkan Peraturan Baris Berbaris ini memang kaku, menyulitkan, tidak nyaman, dan pasti terlintas di dalam benak bahwa “ah ini apa sih, ribet banget gitu” dan mungkin terlalu bertele-tele. Tetapi hasilnya apa, ya sebuah kerapian dan keteraturan barisan, harmonisasi gerak langkah, kebersamaan, irama derap langkah serempak yang tegas dan yakin menghasilkan semangat, dan yang pasti itulah indahnya melangkah. Kekakuan itu, sebenarnya seni melangkah, dimana makna kaku itu mengarah pada pembentukan karakter tegas, yakin, pasti, dan kepercayaan diri seseorang dalam melangkah, yang terutama bertujuan menumbuhkannya sebagai karakter pribadi.
Saya sangat
menikmati saat-saat mengikuti pelajaran PBB ini. Untuk pertama kalinya saya
belajar melangkah dengan serius dan bersemangat. Langkah ini demi membentuk
karakter saya dan saya menikmatinya sebagai bentuk kebahagiaan kebersamaan bersama
teman-teman. Mendengar derap langkah yang serempak dan seirama, semangat menjalari tubuh saya, bahwa saya sekali lagi mensyukuri kebersamaan kami. Saya ingin menjadi pribadi yang kuat, penuh semangat, tegas, yakin, pasti dan
percaya diri seperti derap langkah kami.
PBB yang kami
pelajari memang masih biasa sekali. Namun, latihan sederhana yang kami lakukan
itu sangat berarti untuk saya. Latihan PBB ini pun mengajarkan saya makna meLangkah yang lain yaitu :
-Setiap
langkah memiliki makna masing-masing
- Setiap
langkah memiliki arah/tujuan yang pasti
- Setiap
langkah selalu maju
- Melangkah menurut PBB adalah sebuah disiplin diri yang akan menghasilkan seni yang indah.
- Setiap
langkah selalu berani, tegas dan percaya diri
- Sebuah
perjalanan panjang dimulai dengan satu langkah awal, yang membutuhkan ketegasan dan keyakinan
- Melangkah bersama akan lebih menyenangkan daripada sendiri, namun
setiap orang harus bisa mandiri memimpin langkahnya sendiri
- Melangkah adalah gerakan hati dan pikiran
- MeLangkah
bersama dalam sebuah harmonisasi adalah bentuk persatuan dan kesatuan yang
menciptakan keindahan
Well, itu cerita
saya tentang meLangkah dengan aturan,
ini ingatan saya pada pelajaran PBB yang saya ikuti. Jika ada kritik
dan saran boleh, silahkan ya. Kini saya sedang menikmati langkah yang telah
saya pilih, menjadi abdi negara yang melayani masyarakat. Langkah ini, terikat
aturan juga, tapi bukan Peraturan Baris-Barbaris, aturan sebagai PNS yang baik
(hehe). Namun, sama seperti pesan baik kedisiplinan dari PBB, langkah dengan
aturan yang saya pilih sebagai abdi negara ini pun akan membentuk saya menjadi
pribadi yang berintegritas, loyalitas, dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Semoga, langkah saya menjadi sebuah seni
yang indah bagi Bangsa Indonesia dan bagi kemuliaan Tuhan. Lalu, bagaimana
dengan langkah Anda?
Bagaimana dengan langkah Anda? |